Chapter 54

140 18 50
                                    

1 tahun kemudian

Gio telah selesai beres-beres rumah. Dia sudah mandi dan kini sedang duduk manis di depan laptopnya. Dia lalu mengerjakan tugas kuliahnya. Saking asyiknya mengerjakan tugas, dia sampai lupa waktu. 

"Ya ampun ini jam 9.30 malam tapi Nadya belum pulang juga" Gio langsung menghubungi Nadya.

 Beberapa kali menghubunginya namun tak juga mendapat respon dari Nadya. Kini Gio mulai panik. Dia langsung mengambil jaketnya dan bergegas ke luar apartemen. Dia terus menghubungi Nadya namun sepertinya HP Nadya mati. Dia terus berjalan dengan tergesa-gesa menuju stasiun MRT Orchad. Setelah sampai Gio langsung menunggu Nadya di kursi tunggu dekat pintu keluar penumpang. 15 menit kemudian, Gio melihat Nadya ke luar dari MRT. Gio langsung menghampiri Nadya dan memeluk Nadya dengan erat.

"Gio...." Nadya mengelus-elus punggung mencoba menenangkan suaminya.

"Aku takut terjadi sesuatu, kenapa HP kamu susah dihubungi? kenapa kamu tidak mengabari aku?" tanya Gio khawatir.

Nadya melepaskan dirinya dari pelukan Gio "Maafkan aku sayang, HP-ku baterainya habis, jadi aku tidak bisa mengabari kamu. Oh iya tadi aku lembur, banyak klien yang komplain. Aku sudah menangani semuanya. Besok aku bisa full mengurus kamu tanpa pekerjaan" 

"Aku khawatir sayang, tidak biasanya kamu pulang selarut ini" ucap Gio.

"Iya.. maafkan aku ya karena telah membuat kamu khawatir. Eumm kamu sudah makan?" ucap Nadya.

Gio menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun, maafkan aku Gio. Ayo kita pulang, aku akan memasak untuk kamu" ucap Nadya merasa bersalah.

"Nad.. kamu pasti capek. Kita beli makanan saja ya, nanti kita makan di apartemen" ucap Gio.

Nadya tersenyum "Terima kasih atas pengertiannya ya sayang, I love you" 

Gio mengecup bibir Nadya singkat "I love you more"

Gio dan Nadya lalu makan di apartemen. Mereka membeli Kebab Daging Kambing, kentang, Onion Ring dan 2 Lemon Tea. Mereka makan dengan lahapnya. Bisa dibilang ini adalah makan malam yang amat sangat terlambat.

"Terima kasih sudah membantuku membereskan rumah ya sayang" ucap Nadya.

"Tidak masalah. Aku tidak mau kamu kelelahan sayang. Hemm... andai saja aku bisa kuliah sambil kerja di sini. Kamu tidak perlu bekerja hingga larut malam seperti ini, cukup mengurus rumah dan mengurusku dengan baik" ucap Gio.

"Gio.. kita sudah membicarakan hal ini bukan? aku sungguh tak keberatan bekerja. Aku senang melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi keluargaku. Aku juga bisa mengirimi Mama uang setiap bulan. Percayalah Gio, kamu tidak perlu merasa bersalah. Aku senang melakukannya" ucap Nadya.

"Aku beruntung bisa jadi suami kamu Nad... untung saja aku tidak kalah cepat dengan adik kurang itu" ucap Gio.

"Hahahaha... Ravel, dia punya nama sayang, jangan sebut Ravel seperti itu lagi" ucap Nadya.

"Dia selalu kurang ajar dan menyebalkan, jangan lupakan itu" ucap Gio.

"Kamu harus bangga karena adik kamu itu sekarang sudah diterima di Universitas Cambridge Inggris untuk melanjutkan S2" ucap Nadya.

"Yah.. dia pasti akan semakin congkak terhadapku, karena aku lulus S1 saja belum" ucap Gio dengan muka kesal.

"Sayang, sudah deh jangan mulai lagi" ucap Nadya.

"Memang benar dia pasti akan melakukannya. Kalau kamu dulu nikah sama dia, pasti dia dengan bangga akan membawamu ke Inggris" ucap Gio dengan mode cemburu.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang