Chapter 19

180 26 68
                                    

"Gio....."

Nadya lalu terdiam beberapa saat setelah mendengar pernyataan Gio.

"Perasaan sayang seperti apa yang kamu rasakan?" tanya Nadya.

"Apakah aku perlu menjelaskannya?" tanya Gio.

"Apakah kamu menyayangiku seperti Kak Alex menyayangiku?" tanya Nadya.

"Kenapa kamu berfikir seperti itu?" tanya Gio.

"Aku hanya takut dugaanku salah" jawab Nadya.

Gio tersenyum "Lalu apa dugaanmu?"

"Hah?? eummm kamu saja yang menjawabnya" ucap Nadya salah tingkah.

"Serius kamu ingin mendengarkan pemikiranku?" tanya Gio sambil tersenyum.

"Eummm terserah kamu saja" ucap Nadya yang kini pipinya sudah merah seperti Kepiting Rebus.

"Apakah kakakmu pernah membuat pipimu menjadi merah merona seperti ini?" goda Gio.

"Hah? ada apa dengan pipiku?" ucap Nadya yang kini mulai bertindak seperti orang yang baru saja tertangkap basah.

Gio tertawa kecil "Nad.. kalau kakakmu tidak pernah membuat pipimu merah merona seperti ini, artinya rasa sayangku jelas berbeda dengan rasa sayang kakakmu"

"Oh..." hanya itu yang bisa dikatakan Nadya.

"Nad.. ini pertama untukku.. aku tak pandai untuk mengungkapkannya. Aku rasa tindakanku selama ini sudah mencerminkan rasa sayangku padamu" ucap Gio.

"Gio....aku belum yakin dengan perasaanku..aku belum siap.. aku baru kehilangan Ravel, cinta pertamaku" ucap Nadya.

"Aku memahaminya Nad.. Aku tidak memaksamu.. aku akan menunggunya sampai kau siap. Tolong jangan menghindar dariku setelah kamu tahu bagaimana perasaanku padamu" ucap Gio.

Nadya mengangguk "Aku tak akan menghindarimu..bagaimana aku bisa jauh darimu jika aku merasa nyaman di dekatmu" ucap Nadya jujur.

Gio tersenyum "Kalau begitu jangan jauh dariku" ucap Gio.

"Kenapa kamu banyak tersenyum? padahal kamu kan sedang sakit" ucap Nadya yang berusaha menahan senyumnya.

"Tidak ada orang lain di ruangan ini selain aku dan kamu, tebak sendiri siapa yang membuatku jadi banyak tersenyum" goda Gio.

"Gio cukup! apa kamu tidak ada puas-puasnya membuat pipiku merah seperti Kepiting Rebus?" ucap Nadya lalu menduduk malu.

"Hahahahahah...kamu terlihat menggemaskan Nad.. aku suka" goda Gio.

"Sudah sana kamu tidur... kamu kan lagi sakit" ucap Nadya mengalihkan pembicaraan.

"Iya..iyaa.. kamu juga tidur yaa.. hemm.. kamu gak apa-apa tidur di sofa seperti itu? atau kamu pulang saja minta jemput Alex" ucap Gio.

"Gak apa-apa.. aku udah bawa selimut sendiri kok.. kalau bukan aku siapa lagi yang akan merawat kamu? kamu gak punya keluarga lain kan?" ucap Nadya.

"Terima kasih ya Nad.. yasudah kamu istirahat yaa.. aku gak mau perempuan yang aku sayang jadi sakit karena kurang istirahat" ucap Gio.

"Selamat malam Gio" ucap Nadya lalu buru-buru naik ke sofa dan memasang selimutnya. Dia ingin menyembunyikan rona merah di pipinya akibat ulah Gio.

Gio tersenyum mengamati Nadya yang telah tertidur pulas. Sepertinya Nadya memang kelelahan, setelah menangis semalaman, dia langsung merawat Gio. Betapa leganya perasaan Gio karena telah mengungkapkan perasaannya pada Nadya. Gio memang tidak tahu bagaimana caranya jadi laki-laki romantis, tapi dia tahu bagaimana caranya jadi laki-laki yang bertanggung jawab. Gio mencintai Nadya dengan caranya.. memang jauh dari kata romantis, tapi menunjukkan rasa cinta dengan tindakan nyata itu jauh lebih manis dari kata-kata romantis mana pun.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang