Chapter 16

169 24 73
                                    

Ravel memalingkan muka saat Arro datang menjenguknya. Arro lalu duduk di kursi sebelah kanan dari tempat Ravel berbaring. Dia melihat tanda-tanda kebrutalannya di tubuh adiknya.

"Reta.. apa dia mau makan dan minum obat?" tanya Arro.

"Iya.. adikmu menghabiskan makanannya dan meminum obatnya" ucap Reta,

"Gak usah sok perhatian deh lo sama gua.." ucap Ravel dengan nada dingin.

"Gua minta maaf, gua memang keterlaluan.. tapi gua gak ada sedikit pun niat untuk ngebunuh lo Rav.. Lo adik gua satu-satunya" ucap Arro.

"Kalau gua bisa memilih, gua gak mau punya kakak kaya lo" ucap Ravel.

"Ravel...jaga ucapan kamu!!! Arro udah berkorban demi kamu dan Mama kamu" ucap Reta.

"Reta...Stop!!! jangan teruskan!!" ucap Arro.

"Arro.. sudah saatnya dia tahu" ucap Reta.

Arro menggelengkan kepalanya kepada Reta.

Ravel lalu memandang Reta "Apa yang aku tidak tahu?" 

Reta tidak mempedulikan larangan Arro "Dulu saat Tuan Vito dan Mama kamu mau berpisah, Tuan Vito mengajukan satu syarat yaitu membagi dua hak asuk kamu dan Arro. Mama kamu tak terima jika salah satu putranya dibesarkan oleh tuan Vito. Akhirnya dia memilih untuk bertahan. Arro tidak tega melihat Mama menderita dan terus menangis. Mama kalian juga kerap mendapatkan perlakuan kasar dari tuan Vito. Arro akhirnya mengorbankan dirinya dengan bersedia hidup bersama tuan Vito asalkan Mama dan adiknya bisa segera meninggalkan rumah. Kamu beruntung Ravel karena dibesarkan dengan kasih sayang Mama kamu, apa kamu bisa membayangkan bagaimana tuan Vito membesarkan Arro hingga dia bisa seperti ini??? tentunya bukan dengan kelembutan dan kasih sayang seperti yang sempat kamu rasakan bersama Mama. Arro tak pernah mendapatkan itu selama bersama tuan Vito"

"RETA CUKUP!!!!!" ucap Arro dengan tegas.

Ravel lalu menatap Arro, namun Arro buru-buru memalingkan mukanya. Ravel tak menyangka jika Arro sudah berkorban demi dirinya dan Mama. Selama ini Ravel selalu menganggap Arro adalah kakak terjahat di dunia. Ravel tidak tahu jika selama ini Arro hidup menderita demi dirinya dan Mama.

"Satu hal lagi Rav... Arro dan kakak pacarmu itu saling kenal.. " ucap Reta.

"Apa???? Lo kenal Alex?" tanya Ravel pada Kak Arro.

Arro menghembuskan nafas dengan kasar "Baiklah.. karena semuanya sudah terlanjur.. Rav.. banyak hal yang lo gak tahu dari hidup gua saat kita masih tinggal terpisah dulu, salah satunya adalah gua yang pernah bekerja di perusahaan Securicor. Tempat Alex bekerja, dan bukan hanya itu.. kami berteman baik dan partner bekerja yang solid... saat tahun kedua gua bekerja di sana, gua diminta Papa untuk berkhianat. Gua bekerja sama dengan kelompok perampok yang Papa bentuk untuk merampok uang dalam jumlah yang banyak saat gua bertugas dengan Alex. Kau tahu Rav, Alex hampir mati saat dikeroyok oleh orang-orangnya Papa. Gua kasihan padanya, karena gua tahu dia itu tulang punggung keluarga, Nadya masih sekolah, Tante Maira seorang ibu rumah tangga. Gua akhirnya menyelamatkan dia, walau pun resikonya Alex jadi tahu bahwa gua berkhianat. Tapi dia tetap tutup mulut  bahkan di depan polisi yang mengintrograsinya, dia melakukannya karena gua menyelamatkan nyawanya"

"Jadi Alex tahu siapa gua kak?" tanya Ravel.

"Bukan hanya tahu, mungkin dia sudah menebak kalau kau juga terlibat di bisnis kotor ayah. Dia tak pernah menyetujui hubungan lo dan Nadya bukan? Rav.. tolonglah mengerti situasi ini.. Gua gak akan nyakitin Alex selama dia gak nyakitin Lo.. tapi jika suatu saat dia nyakitin lo, gua mungkin akan bunuh dia.. Kalau gua bunuh dia, apa lo gak kasihan sama Nadya yang kehilangan kakaknya? situasinya serumit ini Rav.. jauh lebih baik jika kita gak berhubungan sama sekali dengan Alex dan keluarganya, jangan sampai kita menyakiti satu sama lain" ucap Arro.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang