Chapter 51

126 17 112
                                    

Gio sudah siap mengikti ujian online di laptopnya. Dia lalu mulai mngerjakan berbagai soal sebagai rangkaian test untuk masuk ke NTU. Setelah mengerjakan semua soal test Gio lalu meminum Lemon Tea Dingin yang sudah ia pesan. Gio memilih mengerjakan soal test di salah satu Cowork Place dekat kantornya agar lebih fokus. Lega rasanya sudah mengerjakan semua soal test dengan lancar. Semoga saja segera mendapatkan kabar baik dari NTU.

Setelah menghabiskan Lemon Tea Dinginnya. Gio lalu kembali ke kantor untuk lanjut bekerja. Selama belum ada pengumuman resmi dari pihak NTU, Gio akan tetap bekerja. Diterima atau tidak di NTU, Gio harus tetap kerja keras untuk keluarga kecilnya nanti.

Sebelum kembali bekerja, Gio janjian makan siang dengan Errio di restoran dekat kantor.

"Jadi gimana test-nya tadi?" tanya Errio.

"Ya lancar-lancar aja sih, mudah-mudahan saja hasilnya juga baik" ucap Gio.

"Kalau lo sampai diterima si NTU gua sebagai temen lo bangga banget. Gua salut untuk semangat lo untuk maju" ucap Errio.

"Gua sudah biasa diremehkan sejak kecil Er, gua ingin membuktikkan pada dunia bahwa gua bisa maju, bahwa gua orang yang berarti" ucap Gio.

"Tapi jangan terlalu menekan diri lo terlalu kuat, terlalu ambisius itu tidak baik, terllau santai juga tidak baik, ya yang sedang-sedang aja deh" ucap Errio.

"Tumben omongan lo bener, biasanya gak ada faedahnya" ucap Gio.

"Sialan lo.. oh iya persiapan nikah lo udah sampai mana?" tanya Errio.

"Dokumen segala macem udah beres kok, soal pesta segala macem Kak Lara dan Nadya yang urus" ucap Gio.

"Udah siapin jurus-jurus dong buat malam pertama nanti hehehehe" ucap Errio.

"Lo kata Kungfu pakai jurus-jurus? ngaco lo Er" ucap Gio.

"Hahahaha... elah seriusan nih gua. Lo masih perjaka kan?" tanya Errio.

"Bukan urusan lo" ucap Gio malas.

"Daripada lo kaya orang bego nanti di malam pertama, mending lo belajar sama gua" ucap Errio.

"Belajar gimana? praktek? ngelitain lo ena-ena sama Annett? Najis!" ucap Gio.

"Hahahaha ngapain juga gua ena-ena depan lo, rugi banyak gua yang ada. Gua cuma mau mastiin aja lo tahu kan apa yang lo harus lakukan di malam pertama nanti?" ucap Errio.

"Ya liat aja nanti deh. Kalau udah di depan mata bisa sendiri mungkin" ucap Gio.

"Gua takutnya lo gerasak-gerusuk terus buat Nadya gak nyaman. Bagi perempuan, pengalaman pertama itu menyakitkan Gio. Jangan sampai karena kegoblokan lo Nadya jadi trauma terus lo gak dapat jatah sebulan. Mau lo?" ucap Errio.

"Ya gak mau lah. Jadi gua harus gimana Er?" tanya Gio.

"Nih gua kasih liat video malam pertama" ucap Errio lalu memberikan HP-nya.

Gio lalu menerimanya.

"Pake earphone ya, suara aneh-anehnya bisa kedengeran sama pengunjung lain. Langsung gak gua akuin temen lo kalau itu terjadi" ucap Errio.

"Iya ini gua lagi pasang earphone" ucap Gio.

Gio lalu memonton video di HP Errio dengan mode anteng. Gio juga menunjukkan ekspresi ngeri saat melihat video itu.

"Er... itu kalau berdarah gitu sakit gak ya? gak tega gua" tanya Gio dengan polosnya.

"Ya sakit banget katanya sih.. makanya lo harus tetap tanya ke pasangan lo nyaman atau engga. Rasa sakitnya masih bisa ketahan atau enggak. Jangan maksain kalau memang kondisinya sakit banget. Kan masih banyak malam-malam lain yang bisa dicoba lagi" ucap Errio.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang