Chapter 18

160 26 83
                                    

Alex mengajak Nadya ke luar rumah. Di tengah kesibukan Alex mempersiapkan pernikahannya dengan Lara, Alex menyempatkan waktu bersama Nadya.

"Kak.. kita mau kemana?" tanya Nadya.

Alex tersenyum sambil melirik Nadya di bangku kemudinya "Memangnya kamu gak kangen jalan-jalan berdua sama kakak? apa kamu lebih suka jalan sama si Bumblebee?" goda Alex.

"Bukan begitu kak, hanya saja belakangan ini kakak kan sibuk. Nad senang banget Kak Alex bisa meluangkan waktu untuk aku" ucap Nadya.

"Kakak juga senang Nadya sayang... kamu tahu.. dalam hidup kakak, ada 3 perempuan yang kakak cintai. Pertama, perempuan yang sudah melahirkan kakak ke dunia ini yaitu Mama. Kedua, perempuan cantik yang terlahir di dunia untuk memanggilku kakak, yaitu kamu nona kecilku. Ketiga, perempuan yang terlahir di dunia ini untuk mencintaiku dengan sepenuh hatinya, yaitu Lara" ucap Alex.

"Aaaaaaaa Kak Alex manis banget sih....sini aku cium pipinya" ucap Nadya lalu mencium lembut pipi Alex "Nad sayang banget sama kak Alex"

"Kakak apalagi.... kamu akan selalu jadi nona kecil kakak yang paling kakak sayang" ucap Alex.

Alex mengajak Nadya ke sebuah departemet store, membelikan Nadya baju, sepatu, dan tas. Alex selalu memanjakan Nadya ketika ia punya uang tambahan dari tip mengantar uang. Nadya berulang kali menolak  jika Kak Alex ingin membelikannya baju, sepatu, dan tas, namun Alex selalu memaksa, bahkan dia sendiri yang akan memilihkannya jika adiknya tetap menolak.

Setelah berbelanja, Alex lalu mengajak Nadya untuk nonton di bioskop. Nadya bergelayut manja di lengan kakaknya selama menonton. Tak peduli berapa pun umur Nadya saat ini, bagi Alex Nadya selalu jadi nona kecilnya. Setelah selesai menonton, Alex mengajak Nadya untuk makan bersama. Nadya yang bebas memilih tempat makannya. Alex tidak hanya berperan sebagai kakak, tapi juga ayah bagi Nadya. Betapa beruntungnya Nadya memiliki kakak yang sangat menyayanginya sebesar itu. Bagi Nadya, Alex adalah kakak terbaik di dunia.

"Udah selesai makannya? mau pesan makanan atau minuman lain?" tanya Alex.

"Sudah cukup kak.. " ucap Nadya.

"Yaudah.. abis ini ikut kakak ya untuk menemui seseorang" ucap Alex.

"Bertemu siapa kak?" tanya Nadya. 

"Nanti juga kamu tahu" ucap Alex.

Mobil Alex berhenti di sebuah Cafe bernuansa Classic. Alex mengajak Nadya untuk masuk ke dalam. Mereka naik ke lantai dua, melewati tangga melingkar dengan pegangan besi berwarna emas dengan ornamen berbentuk tanaman merambat. Alex berhenti di sebuah pintu yang sepertinya ruangan private dari restoran itu.

"Nad.. masuklah... kakak tunggu di luar" ucap Alex.

"Kak... di dalam ada siapa?" tanya Nadya.

"Masuklah dulu... semuanya aman kok. Kakak gak akan kemana-mana" ucap Alex.

Nadya lalu membuka pintu itu. Nadya melihat ruangan setengah lingkaran yang sekelilingnya dihiasi jendela kaca. Nadya melihat sosok yang sedang membelakanginya. Sosok yang Nadya kenal. Mendengar suara pintu tertutup. Sosok itu lalu membalikan tubuhnya. Nadya melihat Ravel..dengan pakaian serba hitam. Tak biasanya Ravel menggunakan kemeja hitam.

"Ravel...." ucap Nadya yang terkejut melihat sososk Ravel di hadapannya.

"Nad.." ucap Ravel.

Ada jeda diam di antara mereka. Nadya dan Ravel saling pandang dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Ravel lalu bergerak maju. Dia berhenti tepat di hadapan Nadya. Ravel menatap Nadya dengan tatapan yang dalam, mengamati setiap inci wajah perempuan yang sangat ia cintai. Mata Ravel mulai berkaca-kaca.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang