Chapter 35

121 17 34
                                    

Gio melupakan makan siangnya. Dia mendadak tidak lapar setelah mengetahui Nadya dan Ravel makan siang bersama. Hatinya sungguh perih, namun Nadya masih saja tidak peka. Gio ingin mengalihkan kegalauan hatinya dengan fokus bekerja. Dia tidak mau fikiran macam-macam menguasai dirinya. Kenyataan bahwa Nadya makan siang bersama Ravel saja sudah sangat mengganggu fikirannya, dia tidak mau berfikir lebih jauh lagi.

Gio mengantar Nessa ke bank untuk mengambil uang petty cash kantor. Gio fokus menyetir tanpa banyak bicara. Nessa menyadari ada yang berbeda dari Gio. Tak biasanya Gio tak mengajaknya berbicara.

"Gio...."

"........" Gio tak bergeming

"Giooooo" ucap Nessa.

"Ah yaa.... ada apa Nes?" Gio tersadar dari lamunannya.

"Ada masalah?" tanya Nessa tanpa basa-basi.

"Memangnya aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah?" ucap Gio.

"Gio.... kita kenal cukup lama kan?" ucap Nessa.

"Aku sedang malas membahas masalahku Nes" ucap Gio.

"Kamu sudah makan belum?" tanya Nessa.

"Belum..." jawab Gio.

"Yaudah kita makan dulu yuk.. makan di Pujasera dekat bank saja" usul Nessa.

"Yaudah boleh.." jawab Gio.

Sebelum ke bank Nessa dan Gio mampir dulu ke Pujasera untuk makan siang. Mereka memesan Soto Ayam, Nasi, dan Es Teh Manis untuk makan siang mereka. Gio makan begitu lahapnya. Setelah makan, Nessa memesan Rujak buah untuknya dan Gio.

"Kenapa sih cewek suka makan Rujak?" tanya Gio lalu melahap mangga muda yang sudah dicocol bumbu rujak.

"Yang pedes dan asem itu seger Gio" ucap Nessa.

"Bikin sakit perut" ucap Gio.

"Makanya aku makan Nasi dulu sebelum makan rujak biar perutku gak kaget" ucap Nessa.

"Yaudah kamu yang habisin ya rujaknya.. aku gak kuat makan banyak-banyak, pedes soalnya"

"Iyaa tenang aja aku yang habisin deh.... Oiya Gio...ada masalah apa?" tanya Nessa.

"Aku gak siap bersaing dengan mantannya Nadya" Gio akhirnya menceritakan masalahnya.

"Bersaing bagaimana?" tanya Nessa.

"Aku tahu laki-laki itu masih mencintai Nadya dan sekarang dia sedang berusaha mendapatkan Nadyaku kembali. Mereka magang di gedung kantor yang sama, atasan Nadya juga sepupunya laki-laki itu, Nadya bisa magang di sana juga atas referensi laki-laki itu. Tidak mungkin semuanya serba kebetulan, laki-laki itu pasti sudah merencanakan semuanya" ucap Gio.

"Sekeras apa pun laki-laki itu berusaha, yang terpenting itu bagaimana perasaan Nadya sama kamu.. Kalau Nadya sayangnya hanya sama kamu, usaha mantannya itu akan sia-sia kok" ucap Nessa.

"Aku takut pada akhirnya Nadya akan lebih memilih laki-laki itu. Dulu Nadya pernah menyayangi laki-laki itu. Jika sering menghabiskan waktu bersama, bukan tidak mungkin perasaan sayang itu kembali tumbuh" ucap Gio.

"Iya kamu ada benarnya.. tapi, apa mungkin Nadya akan menghianati kamu yang sudah mengorbankan banyak hal untuknya dan keluarganya?" Nessa tak habis pikir jika penghianatan itu benar-benar terjadi.

"Entahlah...apalagi keadaanku sekarang seperti ini" ucap Gio.

"Maksud kamu?" tanya Nessa.

"Aku hanya lulusan SMA, belum bisa kuliah dalam waktu dekat, punya cicilan hutang di kantor, belum mapan... Sedangkan laki-laki itu? dia punya segalanya... bagaimana aku bisa mengejar semua ketertinggalanku? bagaimana jika Nadya tidak sabar menerima semua kekuranganku?" Gio sibuk dengan fikiran negatifnya.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang