Nadya masuk ke ruang perawatan Kak Alex. Nadya tidak melihat Gio di ruangan itu. Suara gemercik air terdengar dari arah kamar mandi. Rupanya Gio sedang mandi pagi. Nadya lalu menghampiri kak Alex yang masih terbaring lemah. Nadya mengecup kening kakaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Besar harapan Nadya untuk Kak Alex segera sembuh. Nadya merasa tidak enak pada Gio yang menanggung biaya kuliah dan hidupnya. Gio seharusnya tidak perlu seperti itu, tapi itu semua atas keinginan Gio sendiri. Tak hanya itu, bahkan Gio juga ikut membiayai perawatan Alex, satu hal yang belum Nadya tahu.
Nadya membawakan sarapan untuk Gio. Nasi, Ayam Goreng Mentega, dan Tumis Kailan. Nadya lalu menata makanannya di meja kecil di samping ranjang Alex. Tak lama kemudian Gio keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya. Gio tersenyum melihat Nadya yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.
Nadya lalu berbalik dan terkejut melihat Gio tiba-tiba sudah ada di belakangnya "Gio... kamu mengagetkanku saja"
Gio terkekeh melihat ekspresi kekasihnya yang menggemaskan "Kamu kok ke sini? memangnya kamu gak ke kantor? anak magang gak bisa datang seenaknya lo" Gio mengingatkan.
"Sekarang masih jam 7 sayang, aku punya waktu 30 menit di sini. Kan kantornya dekat dari sini, 10 menit juga sampai. Paling yang lama ngantri naik lift-nya" ucap Nadya.
"Kamu kangen sama aku?" goda Gio dengan senyuman mautnya.
"Ya ampun... itu rambutnya gak bisa dikeringkan dulu gitu? bawaannya pengen ngacak-ngacak rambut Gio saking gemesnya kalau lagi basah gitu. Gio terlihat seksi dengan rambut basahnya. Oh No!! Nad jangan berfikir macem-macem dong. Pagi-pagi udah mikirin yang seksi-seksi aja"
"Nad.. kok melamun?" Gio menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Nadya.
"Eh.. eummm... iya kenapa sayang???" Nadya terlihat seperti orang bodoh.
"Tuh kan.. pagi-pagi sudah melamun.. memangnya apa yang sedang kamu fikirkan?" Gio penasaran.
"Kamu..." upsss Nadya keceplosan.
Gio tersenyum penuh kemenangan "Kamu mikirin aku?"
"Eummm iya... masa mikirin cowok lain? ya mirin kamu lah" ucap Nadya asal menjawab.
"Mikirin apanya?" Gio malah melangkah maju hingga jarak tubuhnya dengan Nadya hanya 2 jengkal.
"Eummm itu... mikirin rambut..." Nadya gelagapan..
Gio mengerutkan keningnya "Rambut? rambut apa Nad?" Gio tak bisa menebak apa yang dipikirkan Nadya.
"Eummm itu... eummm... itu yang basah" Nadya tidak bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutnya karena gugup.
Gio semakin penasaran "Basah? apanya yang basah?"
"Eummm itu rambut kamu basah" Nadya masih gelagapan.
"Terus kenapa kalau rambut aku basah?" Gio semakin penasaran.
"Eummmm... kamu... kamu...terlihat seksi.." Nadya benar-benar keceplosan maksimal kali ini.
Gio diam sejenak, mencoba mencerna perkataan Nadya hingga akhirnya ia terkekeh "Kamu suka melihat aku dengan rambut basah seperti ini? aku terlihat seksi?"
Nadya mengangguk lalu tertunduk malu.
Gio lalu menaikkan dagu Nadya agar padangan mereka bertemu. Gio langsung memasang tatapan mautnya "Sayang ya kamu sudah pakai lipstik.. aku tak mau membuatnya berantakan.."
Nadya langsung diam mematung mendengar perkataan Gio.
Gio lalu tersenyum jahil "Hemmm kayanya kalau bersentuhan singkat tidak akan membuat lipstik kamu berantakan deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Security Blanket
RomanceGio Camaro, seorang yatim piatu yang direkrut menjadi pasukan pengaman pengiriman uang tunai, tak pernah menyangka jika hidupnya dekat dengan kematian. Gio awalnya tidak merasa takut akan apa pun sampai sebuah peristiwa tragis memaksanya mengerti ar...