Chapter 39

111 14 28
                                    

Gio membanting kasar pintu apartemennya. Mukanya terlihat kesal.

"Kenapa sih lo pulang-pulang kaya laki yang gak dapet jatah? Diapain lo sama Nadya?" ucap Errio lalu duduk di samping Gio.

"Apa gua perlu mencari tahu soal asal usul gua? Siapa orang tua gua" tanya Gio.

"Kenapa lo tiba-tiba pengen cari tahu?" tanya Errio.

"Si Ravel bangsat tiba-tiba nyindir-nyindir tentang asal-usul gua yang gak jelas di depan Nadya. Kurang ajar memang tu orang" ucap Gio.

"Minta dijitak pake Linggis tu orang.. udah gak usah lo pikirin.. toh Nadya juga gak masalah kan sama asal-usul lo?" Errio menenangkan Gio.

"Tapi... Kalau ternyata orang tua gua itu pembunuh dan pelacur bagaimana? Apa Nadya masih mau menjadikan gua pasangan hidupnya?" ucap Gio.

"Pasti mau, kan lo ganteng, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung, udah lo tenang aja" ucap Errio santai.

"Tapi tetep aja gua khawatir Er.. si bangsat walau dia anak Mafia tapi dia sekeluarga pinter berlakon kan? Nadya juga polosnya kebangetan. Ingin gua berkata kasar, tapi pacar sendiri" ucap Gio.

"Ya elah, udah mending investasi aja aset lo ke Nadya. Dijamin deh lo bakal cepet nikah sama Nadya" ucap Errio santai.

"Investasi apaan sih?" tanya Gio.

"Benih lo bego, kali aja langsung jadi. Abis itu lo tanggung jawab deh nikahin, beres kan si bangsat gak bakal punya kesempatan untuk dapetin cewek lo" ucap Errio santai.

"Gua gak seberengsek itu kampret" ucap Gio lalu menoyor kepala Errio.

"Hahahahahah... Lagian lo ribet amat sih" ucap Errio sambil mengusap-usap jejak toyoran Gio.

"Sampai kapan pun gua gak mau pakai cara itu, gak akan pernah mau. Gua gak mau merusak sesuatu yang seharusnya dijaga" ucap Gio mantap.

"Nah, kalau si bangsat Ravel yang pakai cara itu gimana? Bisa aja kan dia putus asa terus pakai cara kotor untuk dapetin Nadya, apalagi cewek lo itu polosnya kebangetan sampai kadang-kadang lebih condong ke arah bego" ucap Errio seenaknya.

Gio kembali menoyor Errio "Kurang ajar lo ngatain cewek gua bego... Pokoknya gua gak akan biarin itu terjadi.. ya walau pun gua gak suka sama si bangsat. Gua yakin dia gak akan tega menyakiti Nadya, ya paling gua yang disakiti" ucap Gio.

"Ceilaahhhh .. gak cuma cewek doang ya yang tersakiti, ternyata ada juga cowok tersakiti macem lo hahahahaha... Gak ada tuh di kamus gua cowok itu tersakiti. Biar cewek aja yang nangis-nangis, cowok bagian yang enak-enak aja ahahahaha" ucap Errio.

"Gak beres otak lo Er" ucap Gio.

"Dari pada hati yang gak beres, lebih berabe loh Gio gantenggg" ucap Errio.

"Berisik lo, yaudah gua mau mandi biar makin ganteng" ucap Gio lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Yaudah sono, mandi kembang sekalian  biar bego lo ikut mengalir juga" ucap Errio sambil melempar bantal yang diarahkah ke kepala Gio namun meleset.

***

Ravel menaruh tas kecilnya di meja rias Marinka. Dia lalu naik ke ranjang besar milik Marinka. 

"Rav.. kok naik ke kasur sih? biasanya juga rebahan di sofa" ucap Marinka yang sedikit terkejut kini Ravel berbaring di sampingnya.

"Kenapa? gak boleh?" tanya Ravel santai.

"Ya gak apa-apa sih cuma tumben aja gitu" ucap Marinka.

"Pegel tahu tidur di sofa.. aku tidur di sini ya? awas ya jangan gerepe-gerepe kalau aku tidur" ucap Ravel.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang