Chapter 46

120 14 57
                                    

Ravel menatap Arro tidak percaya "Apa banyak hal yang tidak gua tau?" 

Arro mengangguk "Banyak Rav.."

Rahang Ravel mengeras "Jelaskan satu-satu ke gua! jangan ada yang terlewat.. Kalau masih ada rahasia yang lo simpan.. Gua akan cari tahu sendiri" 

Arro diam sejenak. Dia bingung akan memulai ceritanya dari mana.

"Gua kakak tiri lo. Kita terlahir dari beda ibu. Aku bukan anak mama Valeria. Aku anak selingkuhan Papa, entah siapa dia. Sampai detik ini wanita itu tidak pernah menemuiku. Mama lalu membalas Papa dengan hamil dari pria lain. Bayi itu awalnya ingin dilenyapkan oleh Papa, tapi ternyata dia selamat dan dibesarkan di panti asuhan. Sebelum meninggal Mama perpesan sama gua untuk menjaga rahasia ini dan mengawasi anak itu dari jauh. Gua harap lo bisa menerima kehadiran kakak tiri lo yang lain Rav" ucap Arro.

"Lo sudah bertemu sama dia secara personal?" tanya Ravel.

"Sudah... gua juga sudah menjelaskan semuanya. Dia sama kagetnya kaya lo" ucap Arro.

"Seperti apa dia?" tanya Ravel.

Arro menatap Ravel.. mencoba menyelidik apa yang dipikirkan Ravel.

"Dia hidup menderita sejak kecil Rav tanpa tahu siapa orang tuanya. Gua gak bisa membantunya secara langsung karena takut Papa tahu. Gua cuma bisa mengawasinya dari jauh dan memastikan dia tetap hidup. Gua harap lo bisa menerima dia Rav. Lo yang paling beruntung di antara kita karena mendapatkan kasih sayang mama paling lama. Aku hanya sampai remaja, selebihnya lebih banyak dengan Papa, sedangkan dia tidak pernah tahu dan tidak pernah sekalipun diberikan kasih sayang secara langsung oleh Mama. Jadi... gua harap lo bisa menerima dia" ucap Arro.

"Di mana gua bisa menemuinya Kak?" tanya Ravel.

"Lo tahu orangnya Rav" ucap Arro.

"Siapa? gua tak punya banyak teman" ucap Ravel.

"Seseorang yang lo anggap musuh" ucap Arro.

Ravel memicingkan matanya "Gua gak punya musuh, selain...."

"Ya lo tahu orangnya" ucap Arro.

"Lo gak bercanda kan Kak?" tanya Ravel berharap jika dugaannya salah.

"Sergio Navarro, putra dari Arvin Navarro.. sahabat Mama Valeria. Dia kakak tiri lo juga" jelas Arro.

"BANGSAT!!!!! KENAPA HARUS DIA SIH?" ucap Ravel lalu meremas kepala dengan kedua tangannya dengan kasar.

"Rav...dia tetap kakak lo.. mau gak mau lo harus terima dia. Kalau lo berniat untuk memberi tahu Papa untuk melenyapkan dia, gua orang pertama yang akan mencegah lo. Gua udah janji sama Mama untuk menjaga dia dengan cara gua sendiri" ucap Arro.

"LO TAHU KAN GIMANA CINTANYA GUA SAMA NADYA?? KENAPA GUA HARUS BERSAING SAMA KAKAK GUA SENDIRI????" ucap Ravel dengan nada tinggi.

"Rav gua tahu ini gak mudah untuk lo, tapi tolong terima dia. Jangan egois. Lo sudah dapat kasih sayang Mama paling lama. Biarkan Gio mendapatkan cintanya Nadya" ucap Arro.

"SEJAK KAPAN LO JADI SOK BIJAK GINI KAK? HARUSNYA LO BELAIN GUA.. DIA HANYA ORANG ASING YANG TIBA-TIBA HADIR DI HIDUP KITA. GUA ADIK LO YANG TUMBUH BERSAMA DARI KECIL. HARUSNYA LO DUKUNG GUA BUAT BAHAGIA KAK" Ravel belum menurunkan suara dengan nada tingginya.

"Rav.. gua peduli sama kalian berdua, terutama sama lo. Gua gak mau lo sakit hati lebih dalam karena mengharapkan Nadya yang sudah gak mencintai lo lagi" ucap Arro.

"Gua cuma mau Nadya Kak. Gua cinta sama dia" ucap Ravel yang mulai berkaca-kaca. Ravel benar-benar terlihat kacau saat ini.

"Lupakan dia Rav.. sama seperti gua yang harus melupakan Lara. Memang awalnya sulit, tapi percaya sama gua, kita akan melewati semuanya. Kita akan mendapatkan kebahagiaan kita sendiri nantinya" ucap Arro.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang