Chapter 8

168 25 97
                                    

Nadya sedang melihat-melihat apartemen yang disewakan di suatu website. Dia ingin membantu Gio untuk mendapatkan tempat tinggal baru. Gio ingin tempat yang lebih nyaman dibandingkan kosannya yang sempit. Dengan penghasilannya saat ini, Gio sudah mampu membayar sewa apartemen kelas menengah. Saat sedang asyik melihat-lihat apartemen pada layar laptopnya, Ravel menghampirinya. Ia membawakan Nadya Bubble Tea rasa chocolate hazelnut. Nadya menunggu kelas berikutnya dengan bersantai sambil ngemil di Cafe Bloc yang letaknya tidak jauh dari gedung perkuliahannya.

"Serius amat, lagi lihat-lihat apa sih Nad?" ucap Ravel lalu melihat ke layar laptop Nadya.

"Lagi cari-cari apartemen yang disewakan" ucap Nadya.

"Buat siapa?" tanya Ravel.

"Buat Gio" ucap Nadya santai.

"Eummm Gio anak buah kakakmu itu?" tanya Ravel.

"Iya..." jawab Nadya jujur.

Ekspresi wajah Ravel mendadak berubah, jelas ia merasa tidak nyaman.

"Apa kamu dekat dengan Gio?" tanya Ravel.

"Tentu saja, Kak Alex sering mengajaknya ke rumah" ucap Nadya.

Deg.. Ravel tambah merasa tidak nyaman dengan pernyataan Nadya.

"Apa saat aku tidak ada kalian bertemu?" tanya Ravel.

"Kadang-kadang...memangnya kenapa? kamu tidak keberatan kan?" tanya Nadya.

Jelas itu masalah bagi Ravel, sebenarnya ia tidak rela kekasihnya dekat dengan laki-laki lain, walau pun itu teman Kakaknya. Tapi...Ravel mencoba menahan diri karena ia tidak mau hubungannya dengan Nadya menjadi renggang. Ravel merasa sebagian juga memang karena salahnya sendiri yang sering tidak ada di sisi Nadya disaat kekasihnya itu membutuhkannya. Ravel berusaha menahan rasa cemburunya di hadapan Nadya.

"Tidak.. aku tidak keberatan selama kamu bisa menjaga hati" ucap Ravel.

"Menjaga hati? maksudmu?" tanya Nadya yang memang dasar tidak peka.

"Walau kamu sedang bersama Gio, kamu harus selalu ingat siapa pemilik hati kamu" ucap Ravel sambil tersenyum.

"Sejauh ini sih masih kamu, gak tau besok-besok" ucap Nadya mencoba menggoda Ravel.

"Jadi gitu ya sekarang... kamu sudah mulai berani nakal" ucap Ravel sambil tersenyum jahil.

"Makanya jangan ngilang mulu.. huh" ucap Nadya sambil cemberut.

"Maafkan aku yaa.. hemm..kamu mau nemenin Gio mencari apartemen?" tanya Ravel.

"Iya.. gak apa-apa kan?" tanya Nadya.

"Yaudah gak apa-apa.. tapi kamu harus jaga diri dan jaga hati ya sayang" ucap Ravel.

"Iyaa...oiya nanti anterin aku pulang yaa" ucap Nadya.

"Serius??? memangnya kakak kamu ngizinin?" tanya Ravel bersemangat.

"Iyaa.. aku udah minta izin sama kak Alex, kebetulan kak Alex lembur katanya" ucap Nadya.

Ravel tersenyum bahagia. Jarang-jarang ia bisa mengantar Nadya pulang ke rumahnya, kecuali ketika Kak Alex sedang di luar kota. Tapi.. kesempatannya semakin tipis ketika Kak Alex malah menyuruh Gio untuk mengantar jemput Nadya selama ia bertugas di luar kota.

"Yaudah.. aku tunggu di sini ya.. sekalian mau ngerjain tugas. Aku udah gak ada perkuliahan lagi" ucap Ravel.

"Iyaa... yaudah aku ke kelas dulu yaa" ucap Nadya lalu merapikan laptop kemudian bergegas menuju gedung H.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang