Chapter 22

188 23 40
                                    

Alex dan Gio kini sedang dalam perjalanan menuju rumah Pak Franz. Klien VIP dari perusahaan Securicor. Gio sungguh merindukan moment ini, tugas lapangan bersama Alex. Tugas lapangan terakhir yang Gio jalani yaitu bersama Errio, di mana mereka sama-sama terluka akibat ulah perampok yang nyaris saja berhasil menggasak uang klien. Alex memang terkadang menyebalkan, tapi entah kenapa Gio selalu merasa aman jika bertugas bersama Alex. 

"Heh.. jangan kebanyakan bengong, fokus, kita lagi bawa duit klien nih" ucap Alex.

"Iya.. bawel lo Lex" ucap Gio.

"Pak Franz ini klien VIP, biasanya suka ngasih tip tambahan kalau kerja kita bagus" ucap Alex.

"Nah yang begini nih yang bikin gua semangat" ucap Gio.

"Bangke... gilirin duit aja seger lo" ucap Alex.

"Buat modal kuliah Lex" ucap Gio.

"Serius lo mau kuliah?" tanya Alex.

"Mau-lah, siapa tahu nanti gua jadi atasan lo Lex hahahahah" ucap Gio.

"Bangsat lo ya... gak sudi gua punya atasan anak kemare sore kaya lo. Mending gua resign terus pindah kantor" ucap Alex.

"Ntar kangen lagi sama gua" goda Gio.

"Gak terbalik??? lo yang bakal kangen sama gua. Tugas beda tandem aja udah ketembak lo. Ga ada tandem sebaik gua kan?" ucap Alex membanggakan diri.

"Lagi apes aja itu.. gak usah ngeremehin gua deh... Congkak lo kurangin dikit bisa gak sih?" ucap Gio.

"Gak bisa...karena gua emang layak buat congkak" ucap Alex.

"Terserah lo deh Lex, gak ada ujungnya kalau berdebat sama lo" ucap Gio.

Mereka lalu sampai di depan rumah mewah dengan gerbang yang menjulang tinggi.

"Ini rumahnya Lex? Gila.. ini rumah atau kastil?" ucap Gio merasa takjub.

"Dasar norak lo, oiya hati-hati gausah nyentuh pager yaa.. Ada listrik tegangan tinggi di pagernya" ucap Alex.

"Listrik tegangan tinggi? Bagian dari sistem keamanan rumah?" tanya Gio.

"Iya, semakin kaya pastinya punya sistem keamanan yang semakin canggih.. karena orang-orang kaya Pak Franz ini yang bikin divisi Building Security System bisa hidup" ucap Alex lalu menghubungi Pak Franz.

"Perlu pakai helm pengaman gak Lex?" Tanya Gio.

"Gak usah, pakai topi aja. Yaudah lo ambil tas uangnya" ucap Alex.

Alex dan Gio lalu turun dari Mobil menuju pos keamanan. Mereka di sambut oleh 2 petugas keamanan. Mereka suka kenal dengan Alex. Gio lalu difoto oleh salah satu petugas keamanan, dan tubuhnya digeladah. Gio langsung menatap Alex, dan Alex memberikan anggukan pada Gio.

Setelah dinyatakan 'bersih', Alex dan Gio dipersilahkan masuk. Pintu gerbang pun dibuka secara otomatis. Alex dan Gio berjalan menuju rumah. Jarak dari pintu gerbang ke rumah sekitar 150 meter. Di tengah perjalanan tiba-tiba Alex menghentikan langkahnya.

"Kenapa Lex?" Tanya Gio.

Alex memandang ke arah pintu gerbang yang sedang tertutup. Sebelum benar-benar tertutup. Pintu gerbang itu tiba-tiba berhenti bergerak.

Alex menarik napasnya dalam-dalam dan melihat Mobil hitam dari kejauhan sedang menuju gerbang.

"GIO, CEPET LARI KE PINTU DEPAN!" ucap Alex.

Alex dan Gio langsung berlari secepat mungkin menuju pintu rumah. Biasanya pintu tidak bisa dimasuki dengan mudah karena diberi pengaman dengan kode-kode rumit tapi sepertinya sistem keamanannya diretas. Listrik juga tiba-tiba mati. Setelah berhasil masuk, terdengar suara tembakan di luar.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang