Chapter 45

97 14 34
                                    

Gio masih diam seribu bahasa mengetahui siapa ayah kandungnya. Dia tidak tahu harus berkata apa mengetahui kenyataan itu.

"Tante... benar ini anak saya?" tanya Papa Gio.

"Iya....dia Gio.. anak kamu bersama Valeria yang tumbuh di panti asuhan" ucap Nenek Rufina.

Papa Gio lalu mulai kembali menatap Gio. Mencoba melihat lebih dalam dan memastikan bahwa Gio memang benar putranya. Dia melihat bagian dari Valeria ada di diri Gio. Mata dan bentuk bibirnya jelas itu seperti Valeria. Dia juga melihat bagian dari dirinya ada di diri Gio, ketegasan rahang Gio persis seperti dirinya. Dia tidak ragu lagi dan telah yakin 100% bahwa Gio adalah putranya. Hasil tes DNA dan hasil pengamatannya langsung telah membuktikan bahwa Gio adalah putranya, buah cintanya dengan Valeria.

"Kemarilah Nak" ucap Papa Gio.

Gio melirik ke arah Nadya untuk mencari persetujuan. Nadya mengangguk, tanda persetujuannya. Gio pun bangkit dari duduknya. Dia menatap lekat Papa-nya. Tangan laki-laki paruh baya di hadapannya menepuk pundaknya. Setelah itu meletakan kedua tangannya di pipi Gio.

"Anakku..anak laki-laki-ku" ucap Papa Gio dengan mata berkaca-kaca.

Gio masih saja diam mematung. Sedetik kemudian Papanya memeluk Gio dengan sangat erat. 

"Maafkan Papa ya Nak.. selama ini kamu pasti sudah menjalani kehidupan yang sangat berat. Maafkan papa Nak" ucap Papa Gio dengan derai air mata.

Perlahan Gio membalas pelukan Papanya. Terasa hangat bagi Gio. Akhirnya setelah 23 tahun lamanya ia akhirnya merasakan pelukan Papanya. Akhirnya Gio bertemu dengan orang tua kandungnya, walau pun tak lengkap karena mamanya telah tiada.

"Papa..." ucap Gio dengan suara pelan.

Nenek Rufina dan Nadya berderai air mata melihat kejadian di depan mereka. Butuh waktu 23 tahun Gio bertemu dengan Papanya, begitu pun sebaliknya. Sungguh kejadian yang mengharukan.

Arvin Navarro, dialah Papanya Gio. Sahabat kecil Mamanya yang selalu mencintai Mamanya walau pun telah tiada. Kejadian itu tidak akan pernah dilupakan Arvin, saat Arvin menyentuh Valeria hingga akhirnya ada Gio di dunia ini. 

Flashback on

Valeria sangat kacau dengan perselingkuhan Vito yang dilakukan berkali-kali dengan wanita yang berbeda-beda. Valeria begitu polos saat menerima cinta Vito. Dia tidak tahu apa-apa tentang pekerjaan Vito. Dia hanya istri yang mencintai dan berbakti pada suami sebelum semuanya terbongkar. Valeria tidak pernah bermimpi akan menikah dengan seorang bajingan seperti Vito yang membuat hari-harinya menderita. Awalnya Valeria masih berusaha dan berharap jika suatu saat Vito akan berubah dan bisa berbisnis dengan cara legal, tapi harapan itu tidak pernah terwujud. Valeria frustasi, dia sering meminum obat tidur agar tidurnya lebih nyenyak. Hatinya sakit setiap melihat Vito pulang dini hari dengan keadaan bau alkohol dan wangi parfum wanita di bajunya.

Suatu ketika, saat Vito pergi ke Italia untuk urusan bisnis. Valeria mengajak Arro menginap di rumah Mamanya. Arvin mengabari Valeria bahwa dia akan melanjutkan S2 Hukum di Leiden University, Belanda. Valeria meminta Arvin menghabiskan waktu dengannya sebagai perpisahan karena sahabatnya itu akan pergi ke Belanda. Mereka menghabiskan waktu di Villa milik orang tua Arvin yang letaknya di kaki gunung, jauh dari jangkauan anak buat Vito. Senyum Valeria kembali merekah saat menghabiskan waktu bersama Arvin. Tidak hanya senyum, bahkan Arvin bisa membuat Valeria tertawa lepas. Valeria sangat bahagia di dekat Arvin.

Arvin sebenarnya diam-diam mencintai Valeria sejak mereka duduk di bangku SMA, tapi Arvin tidak pernah mengatakannya. Valeria beberapa kali memiliki kekasih dan Arvin selalu setia jadi tempat curahan hati Valeria ketika ada masalah dengan kekasihnya. Begitulah Arvin, ia terlalu pengecut mengatakan perasaan cintanya pada Valeria. Hingga suatu malam di Villa itu, Arvin memberanikan diri untuk menyatakan cinta pada Valeria yang berstatus istri Vito.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang