Chapter 29

134 22 14
                                    

Gio sedang mengatur keuangannya. Dia baru saja menerima gaji plus tip tugas lapangannya. Dia memisahkan uangnya untuk biaya sewa apartemen, untuk Nadya, untuk Mama Maira, untuk disumbangkan ke panti asuhan, untuk keperluan Gio sendiri, dan sedikit untuk menabung. Gio tidak bisa menabung banyak sepertu dulu, karena sekarang dia juga membiayai keluarga Alex.

Gio mengambil tugas lapangan lebih banyak dari biasanya. Pak Prima memaklumi hal itu karena tahu bahwa Gio memang butuh uang lebih untuk membiayai keluarga Alex. Pendapatan Gio belum sebesar Alex, tapi Gio dengan berani mengambil tanggung jawab Alex.

Gio sengaja menutupi bahwa ia sering mengambil tugas lapangan dari Nadya. Gio tidak mau Nadya khawatir. Gio tahu betul resikonya. Kapan pun Gio bisa celaka seperti Alex, tapi Gio tidak punya pilihan lain. Hanya itu caranya agar dia bisa mendapatkan tambahan uang dari tip.

Tak terasa sudah 1 bulan berlalu sejak Alex terbaring koma di rumah sakit. Lara sudah tidak serapuh dulu saat pertama kali mengetahui kondisi suaminya. Lara sempat marah pada Gio karena tidak jujur padanya sejak awal, namun lambat laun akhirnya Lara memaafkan Gio. Lara tahu maksud Gio itu baik hanya caranya saja yang menurut Lara kurang tepat.

Kondisi kandungan Lara juga sehat. Tak terasa sudah memasuki 8 bulan. Bayi dalam kandungannya juga semakin aktif bergerak-gerak. Lara hanya diizinkan menemani Alex selama 2 jam. Selebihnya Mama, Nadya, dan Gio yang menunggui Alex bergantian.

Gio sekarang satu apartemen dengan Errio. Kebetulan Errio juga sedang mencari kost/apartemen dekat dengan kantor. Gio lalu mengajaknya berbagi unit apartemen agar biaya sewanya bisa dibagi 2. Mereka memilih unit apartemen dengan 2 kamar. Apartemen itu tidak sebagus apartemen Gio sebelumnya. Apartemen ini gedungnya sudah tua, tapi harganya cukup terjangkau untuk ukuran unit 2 kamar. Gio bisa menghemat biaya karena dibagi 2 dengan Errio.

Gio memakan bekalnya dengan lahap. Masakan Nadya yang selalu ia sukai. Nadya selalu memberinya box makan untuk Gio. Intinya supaya hemat dan tentunya lebih sehat karena terjaga kebersihannya. Setelah menghabiskan semua makan siangnya. Gio menghubungi Nadya.. Gio tiba-tiba saja merindukan kekasihnya itu..

"Hallo sayang..."

"Gio...sudah dimakan habis bekalnya?" 

"Sudah dong, habis tak tersisa.. Aku selalu suka semua makanan yang kamu masak"

"Suka sama masakannya aja? orangnya enggak?"

"Hahahahaha... kalau sama yang masak sih gak sekedar suka dong...tapi cinta"

"Huuuu... gombal..."

"Beneran sayang.. gak tahu kenapa tiba-tiba aku kangen kamu"

"Masa???"

"Gak mau aku kangenin?" 

"Kenapa tiba-tiba kangen? kamu mau ngilang lagi?"

"Kok ngomongnya gitu sih? aku gak akan menghilang kaya dulu kok. Takut kamunya diambil orang"

"Siapa yang mau ngambil aku?"

"Siapa lagi kalau mantan kamu.. aku laki-laki.. aku tahu dia belum benar-benar move on dari kamu"

"Kalau Ravel deketin aku lagi kamu marah gak?"

"Kenapa marah? kan hati kamu udah sepenuhnya milik aku"

"PD banget deh"

"Iya lah... aku selalu VVIP di hati kamu"

"Iya deh iya.. Mr.VVIP-ku sayang... oiya terima kasih ya tranferannya.. kamu sebenarnya tidak perlu melakukan ini.. Aku bisa cari kerja sampingan sayang"

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang