Hari ke 5 Gio menemani Alex di rumah sakit. Keadaan Alex masih sama, tak ada perkembangan sedikit pun. Selama itu pula Gio tak melakukan komunikasi apa pun dengan Nadya. Semua pesan dari Nadya, tak satu pun dia baca. Semua telefon dari Nadya, tak satu pun dia angkat. Mungkin Nadya mulai membencinya saat ini. Gio tak bisa mencegah hal itu.
Saat istirahat makan siang, Nessa menyempatkan diri untuk membawakan makanan untuk Gio. Selama ini Nessa yang memperhatikan kesehatan dan kebutuhan Gio. Nessa tak tega melihat keadaan Gio yang begitu terpuruk.
"Gio... dimakan ya makanannya..." ucap Nessa.
"Iya Nes.. terima ya.." ucap Gio datar.
"Gio... sampai kapan kamu kaya gini?" tanya Nessa.
"Apa maksud kamu?" tanya Gio yang kini menatap Nessa.
Nessa menatap Gio dengan tatapan hangat "Kamu harus melanjutkan hidup... kembali bekerja, kembali beraktivitas..dan tetap mengontrol keadaan Alex. Kamu gak bisa menjaga Alex sendirian, kamu perlu melibatkan keluarganya. Jujurlah pada keluarganya Gio.. aku tak bisa selamanya menutupi keadaan Alex kepada kak Lara. Aku gak tega Gio.. Kak Lara selalu menanyakan suaminya yang tak pernah mengabarinya" ucap Nessa.
Gio mendengarkan setiap perkataan Nessa, namun tak menanggapinya.
"Gio..Jika kamu serius ingin membantu keluarga Alex. Kamu harus kuat.. bagaimana kamu bisa menjadi pengganti Alex di keluarganya kalau kamu selemah ini? maaf aku mengatakan ini, tapi inilah kenyataannya. Kamu harus hadapi masalah ini.. bukan menghindarinya... " ucap Nessa.
Deg... perkataan Nessa memang benar.. seharusnya Gio bisa menyikapi masalah ini dengan lebih dewasa. Ya menjadi dewasa itu memang sebuah proses, dan proses inilah yang sedang dijalani Gio.
"Gio.. kamu itu laki-laki yang kuat.. dan aku yakin kamu itu jauh lebih kuat dari ini. Berdamailah dengan masalah yang kamu hadapi, berdamailah dengan kenyataan. Karena dengan jalan itulah kamu bisa melangkah.. Ingatlah Gio.. di dunia ini tidak hanya kamu yang punya masalah yang berat, banyak orang yang mungkin punya masalah yang jauh lebih berat dari yang kamu hadapi tapi mereka bisa melewatinya. Aku yakin kamu bisa Gio.." ucap Nessa dengan tulus.
Gio tersenyum tipis pada Nessa "Iya.. kamu benar... terima kasih ya Nes. Kamu baik banget. Aku beruntung bisa dikelilingi orang baik seperti kamu, Alex, Kak Lara, Errio, Danen, Pak Prima dan yang lainnya"
Nessa membalas senyuman Gio "Gitu dong.. kamu sudah seperti Sergio Camaro yang aku kenal kalau sudah bangkit seperti ini"
Gio tertawa kecil "Memangnya yang kemarin-kemarin aku seperti apa?"
"Hemm... seperti apa ya??? mungkin seperti Zombie di Resident Evil" ucap Nessa.
"Hahaahahaha... apa aku seburuk itu?" setelah sekian lama akhirnya tawa Gio kembali pecah.
Nessa senang melihat Gio telah 'kembali'.
Setelah memakan habis makan siang dari Nessa, Gio langsung menemui perawat dan dokter jaga yang bertanggung jawab merawat Alex. Gio meminta mereka untuk merawat Alex dengan baik dan segera menghubunginya begitu ada perkembangan sekecil apa pun. Kemudian Gio segera pergi ke kantor. Beruntung Kak Lara sedang ke luar kantor. Gio belum siap mendapatkan rentetan pertanyaan dari Kak Lara.
Gio lalu bertemu dengan Pak Prima, Errio, dan Danen. Belum ada perkembangan soal kasus penyerangan yang diterima Danen dan Alex. Penyelidikan polisi masih terus berlangsung.
"Gio...apa kamu siap untuk bertugas lagi?" tanya Pak Prima.
Gio diam sejenak..
"Siap pak.. saya harus tetap bekerja demi diri saya dan keluarganya Alex" ucap Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Security Blanket
RomanceGio Camaro, seorang yatim piatu yang direkrut menjadi pasukan pengaman pengiriman uang tunai, tak pernah menyangka jika hidupnya dekat dengan kematian. Gio awalnya tidak merasa takut akan apa pun sampai sebuah peristiwa tragis memaksanya mengerti ar...