Chapter 3

246 27 88
                                    

Alex sedang menyisihkan uang untuk Mama dan Nona kecilnya dari hasil tip mengantar uang kemarin. Dia mendapakan tip sebesar 8 juta. 3 juta ia pisahkan untuk Nadya, 3 juta ia pisahkan untuk Mama, sedangkan sisanya ia masukan ke dalam brankas di kamarnya. Alex lalu ke ruang makan untuk sarapan.

"Nona kecil... sini sayang..." ucap Alex yang selalu menganggap adiknya masih kecil.

"Iya Kak.."ucap Nadya yang telah siap ke kampus.

Alex lalu memberikan amplop putih berisi uang 3 juta untuk Nadya "Ini untuk keperluan kuliah kamu, beli buku apa saja yang kamu mau, sisanya jangan lupa ditabung ya.. jangan boros" ucap Alex.

"Terima kasih kak.. Nad selalu sisihin uang dari kakak untuk ditabung kok" ucap Nadya.

"Nadya, ayo segera sarapan nanti terlambat loh" ucap Mama.

"Oiya Ma.. ini buat kebutuhan sehari-hari, sebagian ditabung juga ya Ma" ucap Alex lalu memberikan amplop kepada Mamanya.

"2 Minggu lalu kan kamu udah ngasih uang belanja buat Mama, simpan aja buat kamu nak. Mama masih ada uang kok" ucap Mama.

"Gak apa-apa simpan aja buat Mama. Kalau banyak lebihnya ditabung aja buat Mama" ucap Alex.

"Yasudah Mama terima ya.. tapi kamu juga harus memikirkan diri kamu sendiri. Suatu saat kamu akan menikah dan bekeluarga. Jangan sampai istri kamu kelak iri hati dengan perhatian kamu sama Nadya dan Mama" ucap Mama.

"Iya Ma.. mumpung Alex masih single, Alex mau fokus membahagiakan Mama sama Nadya dulu" ucap Alex.

"Beruntung sekali ya yang jadi istri kamu kelak.. kamu laki-laki yang bertanggung jawab dan pejuang yang tangguh" puji Mama.

"Mama jangan muji Alex kaya gitu ah, nanti Alex-nya seneng hehehehehe" ucap Alex terkekeh.

Setelah sarapan, Alex lalu mengantar Nadya ke kampus dengan Mobil Jeep Mercy Hitam miliknya.

"Nad kuliah dulu ya Kak" ucap Nadya lalu mencium tangan kakaknya.

"Kuliah yang rajin ya.. buat Kakak bangga, kamu harus lulus dengan predikat Cumlaude.. oiya kamu tetap jaga diri ya, jangan rusak kepercayaan kakak. Kalau pacar kamu macem-macem bilang sama dia, mau lari ke ujung dunia juga gak bakal selamet dari kakak"  ucap Alex.

"Iyaa.. kak Alex sayang. Udah jangan galak-galak"

Cup... Nadya mendaratkan ciuman di pipi kiri kakaknya.

Alex tersenyum sambil melihat Nona kecilnya masuk ke plataran kampus. Dia rela melakukan apa saja demi melihat Nadya tersenyum dan bahagia.

Suara dering handphone mengalihkan lamunannya. Ia lalu mengangkat panggilan dari kantor.

"APA?????? baik gua segera ke sana" ucap Alex lalu memacu mobilnya dengan kecepatan penuh.

Di lobby rumah sakit, Alex bertemu Gio yang sudah menunggunya.

"Gimana keadaanya??" tanya Alex sambil cepat berjalan menuju ruang ICU.

"Gawat bro" ucap Gio.

"BANDIT SIALAN!!!" umpat Alex.

Saat mereka sampai di depan ruang ICU, Istri dan anak berusia 7 tahun dari Tama sudah menangis histeris. Alex memandang ke arah Lara, teman kerjanya yang mengurus administrasi dan asuransi pegawai. Dengan mata nanar, Lara menggelengkan kepalanya ke arah Alex. Tama tidak selamat dengan luka tembak di kepala. Satu lagi, anggota tim pengaman divisi Cash Management gugur dalam tugas.

Lara mencoba menenangkan Istri Tama yang terus menangis meronta-ronta. Sementara Alex dan Gio hanya bisa terdiam meratapi salah satu anggota Tim mereka gugur ditangan perampok. Inilah resiko besar yang selalu mengahantui setiap anggota tim pengaman Cash Management ketika bekerja di lapangan, kematian tragis.

My Security BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang