44. Ayo aku antar pulang

734 33 2
                                    

Kali ini Vero yang terkejut. Lalu menggeleng. "Tidak tidak aku tidak mendekatinya. Bukannya dia masih ada di sebelah anda?"

Lelaki itu memandangnya bingung. "Dia bukan kekasihku. Tapi yang ada di sampingmu itu kekasihku"

"Ahh benarkah? Maaf, soalnya kalian terlihat sangat dekat. Maaf aku salah paham" Vero segera pamit dan melanjutkan perjalanan dengan pikirannya yang berputar-putar.

Sementara lelaki itu yang bernama Zian segera mendekati sang kekasih. "Chelsea mengapa kamu bisa dekat dengan lelaki itu?" tanyanya dengan emosi yang tidak bisa di sembunyikan.

Chelsea menatap sang kekasih dengan wajah yang gugup. "Hah tidak tidak, dia adalah orang yang hampir menabrakku tadi pagi" jawabnya.

Zian memegang kedua bahu Chelsea. "Apakah kamu terluka? mengapa tidak mengatakannya padaku?"

Chelsea meringis. "Hanya kecelakaan kecil. Aku baik-baik saja" Jawabnya sedikit canggung. Bagaimanapun mereka sedang berada di kantor sekarang.

Zian menatap lekat sang kekasih. Lalu melirik lelaki itu sejenak sebelum menatap wajah sang kekasih lagi. "Lain kali jangan dekat dengan lelaki itu" Ucap Zian memperingati sang kekasih.

Wanita yang kini ada di belakang mereka menggeram marah. "Zian kamu jangan sembarangan bicara. Dia adalah anak pemilik perusahaan. Beruntung dia tidak mempermasalahkannya"

"Dia Tuan muda Ravero?" tanyanya terkejut. Wanita yang dipanggil Melsha itu mengangguk.

"Baiklah teruskan pekerjaan kalian, aku akan ke meja kerjaku" Ucap Chelsea lalu berlalu meninggalkan kedua orang itu.

Sedikit aneh memang, ia juga merasa mereka dekat atau sangat dekat? Entahlah!!

Perjalanan ke ruangan CEO, Vero berjalan dengan santai. Menyapa balik setiap karyawan yang menyapanya dengan ramah. Aura elegan serta keren menguar dari tubuhnya secara alami.

Bukan memakai kemeja, tapi hanya memakai hoddie polos berwarna mocca yang kebesaran di tubuhnya. Dan itu membuatnya terlihat keren.

Sampai di ruang CEO, Vero menyapa sekretaris sang ayah dan masuk ke dalam. Menaruh berkas itu di meja. Dan melihat sang ayah dengan lahap memakan makanannya tanpa menunggu dirinya.

"Pah, akhir ini ada karyawan baru ya?" tanya Vero sambil duduk di depan sang ayah.

Azka mengangguk sebagai jawaban. "Bagian perencanaan. Terkadang sih mereka yang tampil di stasiun Tv. Lumayan bakatnya"

"Tapi pah, beneran kan mereka lolos karena interview? bukan magang?" Tanya Vero yang masih ragu.

Azka heran sendiri dengan pertanyaan sang anak. "Kenapa emangnya?"

"Masa selingkuh di kantor. Pacaran di kantor" adunya. Karena sebelum ia bertemu dengan Chelsea tadi, ia sempat melihat seorang wanita dan pria sedang bercumbu mesra di sebuah ruangan yang ada di parkiran. Dan itu pun pintu terbuka sedikit.

Dengan wajah yang kaget, ternyata itu adalah Melsha dan Zian. Ia baru tahu karena saat bertemu dengan Chelsea tadi, si cowok mengakui bahwa Chelsea adalah pacarnya.

Maka dari itu dari awal Vero mengira bahwa Melsha adalah kekasih Zian.

Merasa masih bingung dengan ucapan tiba-tiba sang anak, Azka kembali bertanya. "Maksudnya? Ada yang pacaran di kantor?"

Vero mengangguk. "Bukan pacaran, tapi selingkuh. Udah gitu mesra-mesraan di tempat sepi"

"Kaya gitu sopan gak di depan jomblo?" lanjutnya.

Bibir Azka sedikit berkedut mendengar ucapan akhir Vero. Merasa anaknya ini semakin lama semakin aneh. Ia harus menjodohkan anak semata wayangnya ini secepatnya.

Love You Captain |On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang