"Kamu---"Vero menyeringai. "Apa mau di cium lagi?"
"Hmphh"
Vero tertawa lalu menggelengkan kepala. Mengambil telponnya dan membuka aplikasi WhatsApp.
Terlihat pesan dari Bryan anak kutil
Belom ketemu namanya
Apa?
Cewe Lurry hotel odang
Cari ampe ke ujung dunia sono lu
Bogel lu
Jan lupa tanggung jawab lu kalo dia bunting
Bodo amat, anti nikah gue nyet
Parah lu
"Siapa?" tanya Chelsea.
Vero mengerjap 2 kali, "Oh itu temen"
Chelsea mengangguk. Lalu lanjut nonton TV.
Vero memegang pundaknya hingga Chelsea menghadap ke arahnya.
"Gimana jawabannya?" tanya Vero.
"Jawaban apa?" Chelsea balik tanya.
"Mau nggak jadi pacar aku?"
"Aku mau pergi ke kamar ambil sesuatu" Secepat kilat Chelsea berlari ke dalam kamarnya. Menyandarkan tubuhnya dibalik pintu dengan wajah memerah.
Jantungnya berdegup kencang. Ia memegangi dadanya yang naik turun. Namun senyumannya sama sekali tidak luntur.
Setelah beberapa lama Chelsea keluar dari kamar dan hendak pergi mempersiapkan makan siang, ia menyadari bahwa Vero sudah terlebih dahulu bersiap-siap di dapur, Jus buah naga dan daging sapi panggang sudah terletak di atas meja makan, sedangkan bayangan lelaki yang terlihat sibuk itu membuatnya kebingungan.
Beberapa bulan lalu ia tidak mengenal lelaki ini, namun pada akhirnya mereka bertemu dan perlahan-lahan menjadi dekat. Dia sendiri bahkan bingung mengapa dirinya yang seperti ini mampu membuat seorang Ravero menangkap hatinya.
Jika dibandingkan, sangat jauh. Dia bagai Phoenix sementara dirinya hanya seekor burung pipit.
"Untuk apa kamu berdiri disana?" Vero berjalan keluar dari dapur sambil menggenggam piring, lalu melihat Chelsea tercengang dan tidak mengerti apa yang sedang ia pikirkan,"Aku harus pergi ke markas sore ini, mungkin aku tidak bisa menemanimu"
Chelsea kemudian kembali fokus dan duduk di depan hadapan meja makannya.
Vero memberikan daging yang sudah ia panggang kepadanya, lalu berkata,"Malam ini akan ada pesta koktail, jadi aku tidak akan menemuimu disini, kamu tidak perlu memasak terlalu banyak makanan dan tidak perlu menungguku nanti malam."
Sudah beberapa hari ini Vero terus memiliki alasan untuk mampir ke apartemen Chelsea dengan berbagai alasan. Meskipun hanya mampir untuk makan atau sekedar mengobrol. Meskipun begitu mereka tidak melakukan hal-hal yang di luar batas.
"Baik," Vero mengiyakannya, ia tidak mengerti jelas perasaan dalam hatinya, tetapi ia sepertinya merasa sedikit sedih.
Vero bersikap sangat baik terhadap dirinya, ia akan menemaninya pergi berkeliling pada saat ia tidak sibuk, ia juga akan membeli makanan dan mempersiapkan makanan ketika ia sedang sibuk, namun, ia tidak pernah membawanya pergi ke segala jenis pesta koktail, terlebih lagi, ia juga tidak mengenal teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Teen FictionBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...