[9] Setelah Putus

3.6K 109 5
                                    


Clara masih bergelung dengan selimutnya. Padahal hari ini sudah sore. Tak ada semangat untuk melakukan aktivitas apapun.

Tok tok tok

"Non!! Ini ada temen non dateng" teriak bi Ijah dari luar kamar.

"Siapa bi?" tanya Clara sedikit berteriak.

"Non Rania non" jawab bi Ijah.

"Surih masuk aja bi, nggak di kunci kok" jawab Clara.

"Iya non" jawab bi Ijah.

Pintu terbuka, Rania berlari ke ranjang Clara dan menindih badan Clara yang tertutup dengan selimut dengan berteriak. "Babyyyyyy!!!!" ucap Rania.

"Apa sih Ran, berat ah. Turun nggak lo" ucap Clara dari balik selimutnya.

Rania terkekeh, lalu turun ke tepi ranjang. "Iya maaf, lagian lo kenapa sih nggak masuk, gue kesepian tau" ucap Rania sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gue lagi sakit Ran, kepala gue pusing" ucap Clara tanpa mengubah posisinya.

Rania membuka selimut yang menutupi tubuh Clara. "Ya ampun Clara, berantakan banget sih lo" pekik Rania setelah melihat kondisi Clara yang berantakan.

"Apa sih Ran" ucap Clara yang ingin menutupi tubuhnya lagi, namun di cegah oleh Rania.

"Ra, gue tau kenapa lo bisa berantakan kayak gini.  Harusnya lo cerita sama gue. Gue sahabat lo Ra, Gue nggak bisa liat lo kayak gini" ucap Rania dengan sedikit kecewa. Tapi ia mengerti keadaan sahabatnya itu.

Clara diam. Dan air mata itu...
Air mata itu keluar lagi.

Clara merubah posisinya menjadi duduk. "Hikss.. Hikss gue nggak tau harus cerita apa sama lo Ran. Gue bingung. Yang pasti, hati gue sakit Ran, hancur, berantakan" ucap Clara sesenggukan.

Tangan Rania terulur mengusap punggung sahabatnya itu. "Lo boleh punya privasi, tapi seenggaknya lo bisa jadiin gue temen curhat lo kalo lo udah nggak kuat nanggung masalah lo sendirian, gue pengen bisa berbagi sama lo meskipun susah ataupun senang. Cerita aja sama gue ya Ra, jangan pernah sungkan sama gue. Gue siap selalu ada buat lo" ucap Rania dengan tulus.

"Makasih ya Ran" ucap Clara sambil memeluk Rania.

Rania membalas pelukan itu. "Jadi? Kenapa kalian bisa putus, hmm?" tanya Rania setelah melepaskan pelukannya.

Clara menggeleng. "Gue nggak tau Ran. Dia mutusin gue gitu aja dan pas gue tanya dia malah jaqab kalo dia udah males sama gue. Tapi pas gue liat matanya, itu seperti mengatakan sebaliknya" jawab Clara.

"Emang dasar tuh cowok. Emang ya cowok dimana-mana itu sama, dia kira kita para cewek nggak punya perasaan apa, seenaknya aja main mutusin" ucap Rania kesal dengan sendirinya.

"Udah lah Ran nggak usqh ngedumel nggak jelas kek gitu. Nambah pusing pala gue" keluh Clara. Rania terkekeh lalu memasqng wajah kesalnya. "Lagian gue kesel tau. Masa ia baby gue di sakitin kayak gini" ucap Rania.

Perlahan Clara tersenyum tipis sambil memandang Rania yang sedang menggerutu tidak jelas.

"Gue bener-bener beruntung punya sahabat kayak lo Ran. Peduli sama gue, perhatian sama gue dan selalu ada buat gue. Meskipun dia pergi" batin Clara.

"Oke, sekarang lo jangan pernah mikirin dia lagi. Buang jauh-jauh kenangan lo sama dia. Dan tunjukin kalo lo bisa tanpa dia. Lo harus ceria seperti biasanya, buat dia nyesel karena udah ninggalin cewek secantik elo" ucap Rania panjang lebar.

Love You Captain |On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang