35. Bertemu Teman Lama

506 24 3
                                    


"Papa" Panggil Vero saat masuk ke dalam rumah.

"Papa" Panggil Vero lagi.

Ia masuk kedalam kamar papanya namun sama sekali tidak ada tanda-tanda. Vero berjalan menuju ruang kerja Azka. Ia juga tak menemukan apapun. Lalu ia turun lagi untuk bertanya pada asisten rumah tangga.

"Bi, bibi" Panggil Vero sambil menggulung lengan kemejanya sampai siku.

"Iya den" Ucap asisten rumah tangga itu saat sampai di hadapan Vero.

"Papa dimana ya, bi?" tanya Vero.

"Tadi ada di kamarnya den, lagi tidak enak badan" jawab Bi Lida.

Vero heran. Tadi perasaan tidak ada papanya dikamar. "Tapi tadi pas saya kesana papa tidak ada, Bi" Jawab Vero.

"Wah kurang tau saya, den" Jawab Art itu lagi.

"Yaudah saya cari papa saya dulu bi" Ucap Vero.

"Iya permisi den" ucap Bi Lida lalu berjalan menuju dapur.

Vero hendak berjalan lagi menuju kamar papanya. Namun suara berat terdengar dari belakangnya.

"Permisi, spada. Om Azka" teriak seseorang dengan tidak tahu malunya sebagai tamu.

"Elkampret lu ngapain teriak di rumah gue. Lo pikir hutan" Kesal Vero yang memang tak suka dengan orang yang berteriak tidak jelas.

"Santai dong kak, gue mau kasih berkas nih disuruh bokap" Jawab Elka sambil menyisir rambut depannya.

"Taruh aja di meja situ. Abis itu lu pulang" Usir Vero.

"Ga boleh kata bokap gue suruh kasih ke Om langsung. Soalnya ini strategi rahasia" Jawab Elka dengan santainya lalu duduk di sofa.

"Lu kerja di kantor bokap lo?" Tanya Vero.

Elka mengangguk. "Emang kenapa?" tanyanya.

"Enak gak kerja di perusahaan? Maksud gue enak ga jadi pebisnis?" Tanya Tanya Vero kepo. Entah kenapa ia ingin sekali mengetahui lebih jauh tentang bisnis.

"Gimana ya, enak sih. Tapi kalo lo gak mencintai pekerjaan lo ya sama aja gak bakal ada hasil. Ga bakal enak dijalanin" Jawab Elka dengan bijak.

Vero memandang Elka sejenak. "Gimana kuliah lo? Udah mau masuk semester akhir kan?"

Elka yang mendapat pertanyaan itu lalu mengangguk. "Kurang 1 tahun lagi, setelah lulus gue mau dibawa sama granpa"

Vero mendesah pelan. "Haisss si tua itu. Selalu nyuruh gue masuk ke perusahaan"

"Masuk aja sih lo, otak encer pasti lo bisa lah mikirin strategi. Bahasa apalagi yang lo gk bisa"

Dengan bangganya Vero menyisir rambutnya dan mengibaskannya. "Profesi gue pilot. Haruslah bisa bahasa apa aja. Ntar anak lo biar jadi murid gue dijamin dah otak ancer"

Elka menggeleng keras. "Ogah, kalo nanti anak gue jadi kaya modelan lo gini gimana? gk rela gue"

Sejenak ia teringat dengan sang papa. "Oh iya bokap gue gk ada. Gue harus cari dulu"

"Emangnya om kemana?" tanya Elka.

Vero menggeplak kepala Elka. "Kalo gue tau, gue gk bakal nyari bego"

"Sans ae dong lu"

"Ayok bantu gue cari bokap" Vero menyeret Elka tanpa perasaan. Elka hanya menggerutu.

Setelah sampai di kamar papanya lagi, Vero masuk kedalam. Masih sepi. Namun ia mendengar suara air dari dalam kamar mandi.

Sebelumnya ia memang ke kamar Azka. Namun hanya membuka pintu dan tidak ada siapa siapa. Lalu ia langsung keluar.

Love You Captain |On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang