Hotel Starlight selalu menjadi hotel nomor satu di kota xx.. Baik hari hari biasa ataupun hari liburan, banyak wisatawan kulit hitam, kuning maupun putih yang menginap. Jadi semua hotel penuh.
Vero sudah sampai di parkiran, ia membawa Chelsea dalam dekapannya. Berjalan masuk ke dalam hotel untuk memesan kamar.
"Selamat datang di hotel kami, layanan apa yang anda inginkan tuan?" tanya resepsionis dengan ramah.
"Satu kamar 2 ranjang. Kelas A" Jawab Vero.
Resepsionis itu melirik ke arah wanita yang berada dalam dekapannya, terlintas sorot mata yang iri dan ingin menjadi wanita itu.
"Baik kebetulan satu kamar ini ada di lantai 12. Kamar nomor 2280. Silahkan"
Setelah membayar, Vero mengambil kartu akses hotel dan masuk ke dalam lift. Tak lama kemudian sampailah di depan kamar. Sebenarnya agak kesusahan saat ia membuka kamar. Namun setelah berusaha, akhirnya terbuka.
Vero membaringkan Chelsea di ranjang sebelah kiri. Menghela nafas panjang. Sangat lelah.
Ia memutuskan untuk pergi mandi. Karena terasa gerah.
Saat ia membasuh seluruh tubuhnya yang di penuhi busa, terdengar suara ketukan di dalam kamar mandi, tepatnya di ruang kaca tempat dimana Vero mandi. Sejenak merasa kaget, namun wanita itu ternyata berada di bawah dengan kepala yang masuk ke dalam kloset.
Entah ia harus menangis atau tertawa melihatnya. Vero hanya menghembuskan nafas pelan.
Benar-benar toleransi alkohol yang sangat buruk..
Setelah wanita itu muntah, ia pergi sendiri dari kamar mandi dan berbaring lagi di tempat tidur. Namun bedanya, sekarang dia berada di sisi sebelah kanan dimana seharusnya Vero tidur.
..........
Chelsea membuka matanya, pukul setengah enam. Jam biologisnya selalu akurat.
Kepalanya sakit, seperti terbentur oleh benda tajam. Rasa sakit muncul dari bagian yang tersembunyi dan merambat ke bagian tubuhnya yang lain.
Dia mengedipkan matanya, beristirahat sebentar lalu duduk dengan tegak sambil menggertakkan giginya.
Sepertinya ia mabuk berat semalam
Samar-samar ia mengingat kejadian kemarin yang membuat hatinya hancur.
Makan malam bersama bos dan sebagai perpisahan cintanya malam ini, Chelsea dipenuhi dengan beberapa botol anggur.
Chelsea tidak suka pergi minum alkohol. Sejak usia dini, dia tahu bahwa dia memiliki toleransi alkohol yang sangat buruk.
Samar-samar ingatannya mengenai seorang laki-laki masuk ke dalam ingatannya.
Ia ingat bahwa saat itu sedang makan malam dan minum beberapa anggur. Dan mungkin dia sangat mabuk. Entah apa yang di ucapkannya.
Benar-benar memalukan..
Sejenak ia memeriksa pakaiannya, karena ia ingat ini adalah kemungkinan hotel. Ia harus waspada. Namun ia merasa lega ketika baju miliknya masih menempel dengan utuh.
Saat ia menoleh, ia terkejut melihat punggung seorang pria tanpa mengenakan busana dan hanya tertutup selimut menghadap ke tembok.
Itu apakah Bos?
Benar itu Bos!
Sekilas melihat ia tahu bahwa itu adalah bos.
Ia merasa krisis dan malu di saat yang bersamaan. Dia menemukan alasan untuk pergi dengan tergesa-gesa, dia berjalan menuju pintu kamar. Namun sebelum itu ia mencari barang-barangnya dengan tergesa-gesa. Membiarkan jam berdetak dengan cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/135815726-288-k244184.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Ficção AdolescenteBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...