"Dan akhirnya kamu pun menghilang bersama senja kala ini dan hujan yang menyertai"
-Clara-
********
"Sayang fotoin aku dong" pinta Clara pada Vero sambil menyodorkan handphone-nya.
Vero menerima ponsel itu, lalu Clara tiduran diatas motor membuat Vero khawatir.
"Kamu ngapain sih foto kayak gitu, kalo jatuh gimana?" ucap Vero sambil menurunkan badan Clara dari atas motor.
"Nggak papa sayang, nggak bakal jatuh kok" ucap Clara lalu kembali pada posisinya semula.
Vero menghela napasnya pasrah, sifat keras kepala pacarnya itu keluar.
Jprett
"Gimana?" tanya Clara sambil mengubah posisinya menjadi duduk. Vero mendekat dan memperlihatkan hasil foto tadi.
"Yaudah kita mau kemana lagi sayang" tanya Clara.
Vero terlihat malas dan gelisah. Ia harus cepat-cepat menyelesaikan masalah ini.
"Terserah" ucap Vero dingin Kedua alis Clara mengkerut.
"Kamu kenapa, sih?" tanya Clara.
"Ga papa" jawab Vero cuek. Clara semakin kesal di buatnya.
"Kamu niat nggak sih ngajak jalan, aku?" tanya Clara dengan cemberut.
Vero hanya diam.
Clara semakin memajukan bibir pink-nya. "Kita ke Pantai" ucap Vero.
"Ke pantai? Yess pantai, i'm coming" ucap Clara girang. Vero memandang Clara dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Clara sudah terlebih dahulu duduk di motor sport Vero. Vero menghampiri Clara dan menaiki motor tersebut. Seperti biasa, Clara melingkarkan kedua tangannya di pinggang Vero.
Motor Vero melaju dengan cepat memecah kepadatan jalan raya. Terlihat banyak gedung yang menjulang tinggi. Clara melihat ke kanan dan ke kiri sambil merapatkan pelukannya pada pinggang Vero. Menikmati betapa nyamannya bersandar dengan lelaki yang sangat di cintainya. Jika saja waktu bisa berhenti berputar, ia ingin bertahan pada posisi yang selalu membuat dia nyaman. Dan kenyamanan itu hanya bersama dia, Ravero Azkano Guell.
Setlah beberapa menit, mereka sampai pada tujuan mereka, pantai.
Clara berlari menghampiri ombak yang bergulung-gulung dengan ceria.
Vero tersenyum tipis melihat itu.
"Apa gue sanggup ngeliat lo yang begitu ceria seketika murung. Apapun yang terjadi, gue harus selesaikan masalah ini. Jika dia marah sama gue atau bahkan benci sama gue, keputusan dia tepat, gue adalah orang pertama yang harus di salahkan. Maafin gue ra" batin Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Teen FictionBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...