Jangan lupa vote dulu yaaa
*********
Sean melangkah kedalam rumahnya dan menuju ke kamarnya. Memang terlihat sedikit mewah dan letak rumah itu hanya di perumahan biasa.
Bukan tanpa sebab Sean memilih tinggal disini. Sean hanya ingin melihat seseorang yang selama ini sudah mencuri hatinya.
Awalnya ia lewat di depan perumahan biasa, lalu tanpa sengaja ia melihat gadis cantik itu sedang berlari tergesa-gesa menuju angkot yang akan mengantarkannya ke sekolah. Dan awal itu juga Sean menaiki angkot dan meninggalkan motornya di pinggir jalan. Meski perumahan tersebut masih sangat jauh dengan jarak sekolah Sean. Tak apa jika ia harus putar balik, toh dia sangat penasaran dengan gadis yang sudah menarik hatinya sejak pertama kali bertemu.
Sean terus mengamati gadis yang berada di depannya namun masih dengan jarak yang cukup jauh.
Gadis itu menyumpal telinganya dengan headset. Mata yang indah, bibir yang mungil serta wajah yang putih tanpa polesan make up yang berlebihan. Bibirnya juga hanya berlapis lip cream pink yang cocok dengan bibirnya. Membuat gadis itu terlihat sempurna di mata Sean.
Awalnya Sean agak risih dengan orang-orang yang berada di dalam angkot karena ia belum pernah naik angkot sebelumnya. Tapi, dengan melihat gadis itu, Sean sedikit lebih nyaman.
Angkot itu berhenti di depan sekolah. Gadis itu turun dan masuk ke dalam sekolah itu. Sean turun dari angkot dan menyetop taksi untuk mengambil motornya.
Saat pulang sekolah, Sean menunggu gadis itu di parkiran. Ternyata gadis itu merupakan murid yang berada di sekolahnya juga. Entah kemana dia selama ini, hingga tidak mengetahui gadis itu bersekolah yang sama dengannya.
Beberapa menit kemudian, banyak anak-anak yang sudah berjalan menuju gerbang. Sean memang sengaja keluar lebih dulu dengan alasan pergi ke toilet. Masalah tasnya, nanti dia bisa meminta tolong kepada Clara untuk membawakannya. Sean mencari sosok yang ia cari-cari. Dan... Ya.. gadis itu keluar dan menaiki sebuah angkot.
Sean mengikuti angkot itu dari belakang dan berhenti di perumahan biasa.
Sean mengamati gadis itu masuk ke dalam rumah yang sedikit sederhana. Rumah itu tidak terlalu kecil, hanya dekorasinya agak sedikit tua.
Sean melajukan motornya pulang ke rumah.
Di rumah ia bilang ke orang tuanya kalau dia ingin pindah rumah. Dia meminta papanya untuk membelikannya rumah di mana gadis itu juga tinggal.
Awalnya kedua orangtuanya tidak menyetujui hal tersebut karena Sean harus menjaga Clara. Namun akhirnya mereka setuju karena Sean berkata akan sering mengunjungi Clara.
Clara? Gadis itu juga awalnya tidak menyetujui hal tersebut. Namun setelah mengetahui alasan Sean, gadis itu menyetujuinya namun dengan satu syarat kalau Sean harus setiap hari ke rumahnya.
Besoknya Sean pindah ke rumah di depan rumah gadis itu. Ia memasang teropong di kamarnya. Kebetulan, kamarnya berhadapan dengan kamar gadis itu. Jadi dia bisa memantau apa saja yang di lakukan oleh gadis itu.
Setiap hari, ia selalu mengamati gadis itu dari teropong di kamarnya. Tidak jarang gadis itu menangis di dalam kamar. Entah apa yang terjadi, hingga gadis itu sering menangis.
Seperti hari ini, gadis itu kembali menangis. Gadis itu menangis di taman depan rumahnya. Sean ingin sekali menghampiri gadis itu namun nyalinya seakan menciut. Tapi kali ini ia akan memberanikan diri untuk menghampiri gadis itu.
Sean turun ke bawah dan menghampiri gadis itu.
"Hai" sapa Sean agak sedikit kikuk.
Gadis itu mendongak lalu mengusap air matanya. "Lo siapa?" tanya gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Teen FictionBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...