Sinar matahari masuk kedalam fentilasi melalui jendela dengan gorden yang sedikit terbuka. Ternyata sudah pagi.Clara meregangkan otot-otot tubuhnya yang pegal karena tidur semalam tadi.
Ia menuju walk in kloset untuk mencuci muka dan menggosok giginya.
Hari ini hari libur. Jadi para pekerja sedang menikmati hari libur mereka dengan jalan-jalan, mau itu nonton atau apalah.
Beda dengan gadis ini, ia membersihkan tubuhnya lalu keluar lagi dengan menggunakan baju olahraga dan juga handuk kecil yang ia sampirkan di sisi pundaknya.
Saat membuka pintu kamar, yang pertama kali ia lihat adalah sosok anak kecil dengan wajah menggemaskan sedang mendongak menatapnya.
"Loh Renan ngapain depan pintu kamar aunty" Tanya Clara lalu mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu.
Clara berjongkok sambil mengusap rambut pria kecil yang bernama Renan itu.
"Ada temen aunty di depan" Ucap anak kecil itu dari bibir mungilnya yang sedang memakan permen.
Clara mengernyit. Siapa pagi-pagi sudah ada di rumahnya.
"Siapa sayang?" Tanya Clara lagi.
"Om ganteng" Ucap anak itu lagi dengan mantap sambil terkekeh.
Clara terkekeh mencubit pipi gembul anak kecil itu.
"Ya sudah yuk kebawah temenin tante" Ucap clara namun Renan menggeleng.
"Enan mau ke kamar mama" Ucap pria kecil itu.
"Kalo orang itu mau nyulik tante gimana? Enan mau tante diculik?" Ucap Clara dengan wajah sedih yang dibuat-buat. Renan menggeleng cepat.
"Makanya temenin tante ya?"
Pria kecil itu seperti menimang. Lalu mengangguk setelahnya.
Clara tersenyum lebar. "Yuk" sambil menggandeng tangan mungil itu.
Renan, ia adalah anak dari kakaknya yang pertama. Revan. Kalian pasti masih ingat dong ya..
Mereka berdua berjalan bergandengan tangan lalu turun lewat tangga dan menuju ruang tamu untuk mengetahui siapa yang datang pagi pagi kerumahnya.
Terlihatlah seseorang yang duduk di sofa ruang tamu dengan lengkap menggunakan seragam kerjanya. Dan seragam yang digunakan lelaki itu adalah seragam pilot.
"Loh kok lo tau dirumah gue?" Ucap Clara ketika melihat sang lelaki itu tengah tersenyum kepadanya.
"Lo lupa gue siapa? Apa yang gak bisa dilakuin seorang Vero" Ucapnya bangga sambil terkekeh.
Clara menggelengkan kepalanya. Dasar tidak berubah sama sekali - batinnya.
"Eh iya ini anak siapa? jutek bgt tadi sama gue" ucap Vero menunjuk Renan dengan dagunya.
"Lenan Om om" Ucap Renan sambil mengangkat tangannya untuk berjabat tangan.
"Namanya Renan, anak abang gue Revan" ucap Clara membenarkan.
Vero menganggukkan kepalanya mengerti.
"Lu baru kelar kerja? masih ae pake seragam" Tanya Clara kepada Vero.
Vero mengangguk. "Iya baru pulang" jawabnya.
"Trus kenapa gak pulang istirahat?" Ucap Clara lagi.
"Kenapa? lu khawatir ama gue?" Senyuman terbit di bibir Vero.
"Nggak" Balas Clara cepat.
"Om tante Lenan ke kamar mama dulu ya" Ucap Renan.
"Iya sayang, jangan lari-lari ya nanti jatuh" Ucap Clara sambil mengusap pelan rambut Renan sayang.
"Gapapa Renan, nanti kalo kamu jatuh Om kuat kok gendong kamu" Ucapan Vero sontak membuat Clara melotot gemas.
Anak itu mengangguk lalu berjalan menuju tangga.
"Trus lo ngapain masih disini?" Ucap Clara menatap Vero datar.
"Biasa aja kali mukanya. Gue mah mau ngapelin calon istri gue. takutnya kangen" Ucap Vero pede namun mendapat jitakan di kepalanya dari Clara.
"Gue gak kangen. Udah ah gue mau jogging" Ucap Clara langsung keluar rumah tanpa memperdulikan Vero.
"Loh emang lo calon istri gue?" Tanya Vero sengaja membuat Clara berhenti melangkah.
Upss.. ternyata ini jebakan Vero. Astagaa ia malu setengah mampus.
Clara buru-buru melanglahkan kakinya sebelum ia mempermalukan diri didepan Vero. Astaga.. mulutnya ini benar-benar tidak bisa di kontrol.
Vero mengelus dadanya pelan. Merasa prihatin dengan keadaannya. Ada tapi dianggap tidak ada.
"Untung sayang" batinnya.
Dan disini berakhirlah mereka di taman yang cukup luas dan melingkar.
Vero menyamai langkahnya dengan Clara.
Clara berhenti berlari lalu menatap tajam Vero.
"Astaga lu ngapain sih ngintilin gue" Ucap Clara jengah karena sedari tadi banyak mata yang menatap mereka secara terang terangan.
"Kenapa sih sayang. Kan aku temenin ini l" Ucap Vero.
"Sayang pala lo peyang. Kita mantan ya.. emang lu mau balik lagi ama mantan?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Clara.
Clara merutuki kebodohannya.
"Emang lu ga mau balikan ama mantan? Rugi kalo lu ga mau balik ama gue" Ucap Vero dengan mode Percaya dirinya telah aktif.
"Rugi apaan lagi coba" Ucap Clara.
"Ya rugi, karena lu nyia nyiain orang yang sayang banget sama lo"Ucap Vero dan terus memandang Clara.
Clara yang dipandang seperti itu gugup sendiri. Ia meremas tangannya kuat.
"Aduh jantung gue. Cepet banget detakannya"
"Ya iyalah jantung lo detakannya lebih cepet. kan lagi deket sama gue"
Deg
"Perasaan gue ngebatin deh. Kok lu tau batin gue sih" Ucao Clara.
"Ya tau lah. Orang lu tadi ngomong bukan ngebatin" Jawaban Vero sontak membuat Clara menganga.
"Perasaan gue tadi bilang dalem hati deh" Ucap clara polos.
Vero menoyor dahi Clara dibagian depan. "Tingkah lo gak berubah. sama seperti dulu" Ucap Vero sambil memandangi wajah cantik mantannya itu.
Biasanya jika sebuah pasangan memutuskan hubungan itu pasti ada salah satu yang membenci.
Namun, meakipun dulu Vero menyakitinya. Memutuskan sepihak hubungannya. Mengapa ia merindukan sosok itu? Mengapa ia tidak bisa marah dengan laki-laki yang ada di depannya ini??
Tuhan benar-benar tidak adil dalam menciptakan hati.
"Ra gue laper, makan yuk. Gue belum makan dari kemarin" Ajak Vero.
"Sana lu aja sendiri" Jawab Clara ketus.
"Lu ga kasian ama gue? Gue abis kerja ini ra"
"Suruh siapa lo nyamperin gue"
"Hati gue"
Blushhh.. pipi Clara memanas seketika.
"Eh pipi lo kenapa ra. siapa yang abis nonjok lo?" Tanya Vero pura-pura tidak tau.
"Sialan lo" Ucap Clara lalu berjalan mendahului Vero dan menuju ke tempat makan.
Vero tersenyum kecut menatap punggung yang semakin menjauh itu.
"Gue bakal berusaha terus biar lo bisa nerima gue, Ra"
❤️❤️❤️❤️❤️
Jangan lupa Vote dan komen dibawah ya..
Cerita ini tetep lanjut kok..
Jangan lupa baca cerita aku yang lain yaa..
See u
🥀🥀🥀🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Teen FictionBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...