Clara berjalan lemas menuju ruang tamu. Barang belanjaannya ia letakkan di atas meja.
Ia duduk di sofa sambil menyelonjorkan kakinya.
Rasa kantuk terus menyerangnya, padahal baru jam 7 malam.
Ia terlalu letih karena seharian menghabiskan waktu untuk berputar di mall.
Ia menutup matanya dan tertidur pulan di sofa.
Seorang laki-laki datang dengan setelan kemeja putih. Lengan bajunya ia gulung sampai siku. Pria itu geleng-geleng kepala ketika melihat adik kecilnya tertidur pulas di atas sofa.
"Dasar bocah, tidur sembarangan" ucap pria itu lalu menggendong Clara ala brydal style ke kamar Clara.
Namun sebelum itu, pria itu sempat di cegat oleh bi Ijah.
"Tunggu!! Anda siapa kok bisa menggendong majikan saya" cegat bi Ijah yang melihat eorang pria menggendong majikannya. Ia memang tak melihat wajah pria itu, karena ia berada di belakang pria itu.
Pria itu menoleh. "Tenang saja bi. Gadis kecil ini pasti aman bersama saya" ucap pria itu.
Bi Ijah terlihat terkejut lalu menunduk patuh. "Eh tuan Revan. Maaf tuan saya tidak tahu kalau tuan datang" ucap bi Ijah sambil menunduk.
Revan tersenyum. "Tidak apa-apa bi, sebenarnya niat saya tadi ingin memberi surprise adik kecil saya ini. Eh ternyata udah tidur di ruang tamu" jelas Revan kepada bi Ijah.
"Ia tuan mungkin saja non Clara kecapean karena dari sore tadi pergi bersama temannya sampai malam baru pulang. Bibi aja tidak tahu kapan pulangnya" ucap bi Ijah.
"Ya sudah saya ke atas dulu ya bi" pamit Revan. Baru saja ia hendak melangkah, bi ijah mengeluarkan suara.
"Kalau bisa tuan Revan selalu ada di samping non Clara tuan. Maaf kalau saya lancang, tapi akhir-akhir ini bahkan kemarin non Clara tidak mau makan. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia seperti sedang ada masalah" ucap bi Ijah sambil menundukkan kepalanya.
Revan diam. Namun, setelah itu tersenyum. "Iya bi insyaallah saya usahakan" setelah mengatakan itu, Revan menaiki tangga demi tangga dengan Clara yang berada di gendongannya.
------💨💨💨💨💨💨
"Huuuuuu"
Suara sorakan dan tepuk tangan memenuhi area balap.
Sebuah mobil sport hitam memasuki area balap dengan kecepatan tinggi.
Ravero, nama pengendara mobil itu. Vero keluar dari mobilnya dan di sambut hangat oleh salah satu pria.
"Ravero, apa kabar bro?" tanya pria itu, Gema.
"Baik. Cariin gue lawan. Gue pertaruhin mobil gue" ucap Vero degan mantap sambil menunjuk mobilnya dengan dagu.
Gema bertepuk tangan. "Ini nih yang gue suka. Oke lo lawan Lionel. Dia juga pertaruhin mobilnya" ucap Gema.
"Oke" jawab Vero. Lalu ia masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya ke dalam area balap dan berhenti pada garis start.
Hal itu juga sama dilakukan oleh mobil berwarna silver. Mobil itu berhenti pada garis start.
Seorang cewek memakai pakaian yang sangat minim memasuki area balap dan berhenti di depan kedua mobil tersebut. Ia berdiri tepat di tengah-tengah kedua mobil itu sambil mengangkat sapu tangan.
Suara sorakan semakin keras ketika cewek itu menjatuhkan sapu tangan itu.
Dengan gerakan cepat, Vero menginjak pedal gas untuk mempercepat kecepatan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
JugendliteraturBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...