[15] Berantem

2.6K 89 2
                                    

"Luka, sangat mudah di bentuk. Namun, sangat sulit untuk sembuh. Seperti lukaku"

-Clara-

********

"Raaaaa, tungguin gueeee" ucap Rania sambil berlari kecil mengejar Clara ke kantin.

Clara, Windi dan Vina terus melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan Rania yang mengejarnya.

Siapa suruh dia tadi genit minta id line kakak kelas.

Mereka semua jenuh menunggu Rania, dan akhirnya mereka meninggalkan Rania saja.

"Anjir lo pada, nggak nungguin gue, capek tau lari-lari" protes Rania sambil ngos-ngosan.

"Salah siapa tadi lo lama banget, udah gitu genit lagi" jawab Vina ketus.

"Heh, itu buat pendekatan kelez" jawab Rania.

"Udah lo pesen minum gih" suruh Clara kepada Rania.

Rania menatap Clara tidak percaya. Lalu ia menangis. "Huaaa huaa.. Clara lo tega banget sama gueee" ucap Rania sambil menangis bohongan.

"Lah lah, Rania kok lo nangis sih Ran, aduhhhh gimana nih. Gue kan nggak merkosa Rania. Gue masih waras Vin, Win" ucap Clara panik.

Windi dan Vina menatap mereka berdua aneh.

"Ogeb lo berdua. Udah sini gue pesenin" ucap Windi sambil menepuk jidat Rania dan Clara bergantian.

Rania tersenyum lebar sambil mengusap air mata bohongannya.

"Windi baik banget deh, jadi makin sayang akunya" ucap Rania membuat semuanya jijik.

"Sorry, gue bukan lesbi, gue masih pengen sama yang ganteng-ganteng and hot" ucap Windi.

"Kayak Cameroon Dallas ya, Win?" tanya Vina.

"Bukan. Tapi, kayak V BTS" jawab Windi.

"Itu mah bukan hot Win, tapi unyu-unyu ngegemesin gitu" jawab Clara.

"Yaudah sih, bagi gue V tetep hot" jawab Windi tak mau kalah.

Clara memutar kedua bola matanya malas. "Terserah lo dah" ucap Clara.

Windi berlalu untuk memesan minuman dan makanan seperti biasa.

Ketika sedang asyik bercanda. Tiba-tiba seorang datang menghampiri mereka.

"Hai Clara" sapa cowok itu di depan Clara.

Clara yang mendengar namanya di sebut, segera menoleh ke sumber suara.

Clara mendongak. Di tatapnya cowok itu lekat-lekat. Ia tidak lupa, tidak akan lupa. Karena kekasih cowok ini yang telah menyakitinya secara fisik.

"Gue Dioz. Masih inget gue?" tanya cowok itu lagi.

Clara mengangguk lalu tersenyum kaku.

"Maaf ya kelakuan Ratih kemarin. Gue minta maaf karena masalah di perpustakaan itu jadi di perbesar sama Ratih" ucap Dioz dengan tulus.

"Nggak apa-apa kok kak, santai aja. Gue juga udah lupa" jawab Clara sambil tersenyum.

Dioz membalas senyuman Clara. "Ini buat kamu" ucap Dioz sambil memberikan sebuah kotak besar kepada Clara.

Gadis itu tidak sadar kalau sedari tadi Dioz membawa sesuatu di belakangnya.

"Em. Makasih kak. Tapi--- nanti pacar kakak marah sama aku lagi" ucap Clara takut-takut.

Love You Captain |On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang