"Ahhhh... Gue capek" ucap Clara sambil merebahkan tubuhnya di ranjang besar miliknya.
Tiba-tiba Sean menerobos masuk ke dalam kamarnya.
Sean terlihat gelisah. Ia berjalan mondar-mandir dengan menggigit jarinya.
"Apaan sih, Se? Gue capek tau. Jangan bikin gue bingung juga gara-gara lo" keluh Clara sambil menutupi matanya dengan bantal.
"Gue bingung Ra. Gue mau nembak dia tapi gue nggak tau harus ngapain?" Ucap Sean sedikit gelisah.
Clara diam. Tiba-tiba, ia teringat hari dimana Vero menyatakan cintanya.
Flashback On
Senja yang indah. Seperti kedua manusia yang saling duduk berdampingan diatas pasir yang putih.
Keduanya tak lepas menatap cahaya jingga di depan mereka.
Angin yang berhembus kencang menebarkan sejuta helai rambut keduanya.
"Sebenarnya apa ini? Kenapa lo ngajak gue ke sini? Kayak bukan lo tau nggak" ucap Clara dengan senyumannya.
Vero menoleh menatap indah wajah gadis itu.
"Gue pengen bersaksi di bawah sinar senja bahwa gue...... Ingin lo jadi milik gue" ucap Vero menatap Clara dari samping.
Tangannya terulur untuk menepiskan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik itu.
Clara merasakan sebuah getaran yang--- entah ia juga sangat bingung.
"So, lo nembak gue?" tanya Clara.
"Jika lo nganggepnya kayak gitu ya mau gimana lagi" jawab Vero sedikit cuek tapi masih terlihat senyuman kecil di wajahnya.
"Jika gue nolak?" tanyanya lagi.
Vero menghela nafas pelan. "Mungkin, lo nggak bakal nemuin cowok kayak gue. Karena gue cuma ada satu" jawab Vero percaya diri.
Sudah biasa, sifat narsistiknya pasti keluar.
"Dasar. Narsistik" ucap Clara dengan tersenyum.
Bingung? Memang. Ia sangat bingung menghadapi situasi seperti ini. Bisa dikatakan, dia memang mulai menyukai Vero. Dan tidak ada alasan untuk menolaknya. Karena dia sudah tau jika cintanya terbalas.
Tapi.... Apa tidak terlalu cepat?
"Mungkin ini terlalu cepat buat lo. Tapi, gue nggak bisa nahan kalo hati gue udah bergerak" ucap Vero yang masih menatap senja yang mulai memudar.
"Lo butuh jawaban sekarang atau besok?" tanya Clara. Sungguh itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah ia ucapkan.
"Sekarang, Lo udah punya jawabannya belum?" tanya Vero.
"Udah" jawab Clara sambil tersenyum.
"Kalo jawabannya mengecewakan, mending besok aja ngasih jawabannya. Mungkin aja besok jawabannya bisa lebih menyenangkan" ucap Vero lagi.
"Jika jawaban gue iya, Lo mau gue jawab sekarang atau besok?" tanya Clara.
"Sekarang atau besok juga nggak papa yang penting jawabannya sama" jawab Vero dengan tersenyum lebar.
"Dasar"
Clara tersenyum. Ia merasa itu adalah percakapan terkonyol yang pernah ia dengar. Dan hanya Vero yang akan mengatakan itu.
"Ahh... Apa ini cara buat nembak cewek. Percakapan apaan ini, nggak ada romantis-romantisnya" goda Clara.
Vero tertawa lalu merangkul leher Clara. "Yah mungkin nggak romantis, tapi setidaknya cukup unik biar sulit lupainnya" ucap Vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Captain |On Going
Fiksi RemajaBisa nggak masa lalu itu terikat? Apakah mungkin seorang yang kita temui pertama kali akan menjadi yang terakhir untuk kita? Apakah tidak ada yang lebih berhak selain cinta pertama? Cinta pertama bisa bertahan sampai akhir Cinta pertama juga bisa ti...