Jadi, setelah pernikahan mama selesai, mereka pergi ke London untuk bulan madu. Sebelum pergi, keduanya berpesan agar bersama alias satu rumah. Permintaannya gue tolak mentah-mentah.
Baru bicara dengan Hoshi saja udah bahaya hidup gue apalagi satu rumah.
Ujian akhir kelas 3 segera dimulai. Teruntuk siswa siswi kelas 1 dan 2 diliburkan selama seminggu. Di rumah gak ada mama, libur pula.
Yang gue lakukan hanya bermain bersama Dokyeom. Ia juga baru pindah rumah, jadi masih banyak barang barangnya yang belum tertata rapi.
Sudah sekitar 2 sampai 3 kali gue mampir kesana untuk membantunya.
"ternyata lukisan yang pernah gue kasih masih lo simpen"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setahu gue sih, Dokyeom bukan tipe orang yang bisa menyimpan barang lebih dari 3 hari. Gue cukup kaget melihat lukisan yang pernah gue berikan semasa kecil dan masih tersimpan rapi.
Tak hanya itu, sepatu yang gue berikan sebelum ia ikut program drama musikal pun sudah mulai kotor. Itu tandanya ia sering memakainya.
"oiya, apa lo jadi serumah sama kakak tiri lo?" tanyanya seraya menurunkan box box dari bagasi mobil.
"nggak, gue nunggu mama pulang aja"
"Kwon Soonyoung, kan?"
"iya, dipanggil Hoshi"
Selagi menurunkan sisa sisa barang, gue menunggu disamping mobilnya. Duduk di bangku kayu panjang sambil men-scroll berita yang tengah up akhir akhir ini.
Saat semua barang sudah diturunkan, gue beranjak dari bangku. Tadinya mau ikut membawa masuk barang yang ringan, tapi tiba tiba notif chat masuk berbunyi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue menghela napas dalam dalam. Dokyeom yang mendengar langsung memunculkan dirinya dari dalam.
