dua belas

1.2K 137 8
                                    

Dari jendela nampak rintik hujan. Dalam hitungan detik, hujan turun dengan lebat. Hal itu cukup menghilangkan rasa deg degan setelah mendengar perkataan Hoshi barusan.




"gak bisa" gue menolak.




Memang gue suka padanya. Di satu sisi gue juga harus sadar sama kenyataan bahwa sebenarnya Hoshi ialah kakak tiri gue. Kami bersaudara sekarang.




Hoshi beranjak dari sofa, membalikkan badannya menghadap gue. Ia berdiri dengan telanjang dada. Sedangkan gue hanya bisa melihat wajahnya.




"bisa"

Entah kenapa Hoshi terdengar meyakinkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa Hoshi terdengar meyakinkan.




"kita saudaraan sekarang" gue tetap pada pendirian.




"terus?" tanya Hoshi langsung.




Di luar hujan semakin deras. Gorden dari jendela dekat tangga mengalihkan pandangan gue. Benda tersebut sudah basah. Gue lupa menutupnya.




Setelah melangkah menghampiri jendela. Kedua tangan gue berusaha menggapai kaca yang terbuka diluar. Hujannya lebat, jadi wajah gue terus kena air nya.




Namun, tiba tiba tubuh gue terdorong oleh seseorang yang kini ada di belakang. Ia ikut menggapai jendela luar.




"Hoshi. . ."




Terkejutnya bukan main. Kedua tangan Hoshi tengah berusaha menutup jendela dan posisi tubuh gue ada di depannya. Bukan masalah apa, tetapi ia kan tidak memakai kaus apapun.




Jadi, gue sedikit malu.




Tepat begitu jendelanya tertutup, Hoshi tetap di tempat. Ia gak bergerak sedikit pun. Bahkan napasnya terasa di ujung kepala gue.




"selagi mama dan papa gak tau kenapa nggak"




Gue hanya bisa menunduk. Berusaha menstabilkan kondisi diri. Ayolah, perasaan gue campur aduk. Antara senang juga khawatir.




Selama 10 detik tidak menjawab, Hoshi mundur. Hal tersebut membuat gue harus membalikkan badan untuk melihat apa yang sedang terjadi.




"lo gak mau ya?"




Mata gue membelalak. Andai saja kami tidak bersaudara, pasti gue udah menerimanya sejak tadi. Kadang gak semua hal yang diinginkan berjalan dengan lancar.




Karna masih gak merespon, Hoshi akhirnya meninggalkan gue disamping tangga sendirian. Tangan kiri gue sudah maju mendadak dengan maksud menghentikan langkahnya.




Mau menjelaskan juga susah.




Pagi hari tiba dan hal yang gak gue pikirin sebelumnya terjadi. Bukan kedatangan mama papa melainkan Dokyeom. Ia menekan bel dan Hoshi yang keluar.




𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang