Beberapa tim medis selesai mendiagnosa keadaan Saemi setelah ditemukan di laut bagian barat. Hoshi jadi tenang mendengar kabar kalau sang istri hanya sekedar pingsan akibat terbawa arus air laut.
Kini, semua pulang. Polisi, tim medis, teman temannya hingga warga sekitar. Selimut tebal yang hampir menutup seluruh tubuh Saemi tetap saja dikhawatirkan Hoshi. Ia pikir Saemi masih kedinginan.
Tiba tiba pandangan mata Hoshi berubah ke arah laut, seperti yang dilakukan oleh Saemi sebelumnya. Ia beranjak dari kursi, perlahan melangkah keluar hingga sampai di balkon.
"menolong anjing yang tenggelam?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"kenapa rasanya janggal ya?" tanya Hoshi pada diri sendiri.
Begitu pagi tiba, aroma daging bakar berhasil membangunkan Hoshi dari tidurnya. Tangan kirinya meraba ke arah samping untuk mengecek apakah Saemi sudah bangun atau belum.
Setelah sadar kalau di samping tidak ada orang sama sekali, Hoshi turun. Kakinya melangkah pelan karna masih mengantuk. Bahkan tiap jalan ia terus mengusap mata.
Saat dapur mulai nampak, kedua mata Hoshi langsung melebar dari biasanya.
"hai! ayo, makan bareng" teriak Saemi dari jauh, senyum melintas di wajahnya.
Keduanya bersama menyantap daging bakar pada pagi hari. Televisi memutar film western berjudul Red Eye yang tiba tiba aja jadi rekomendasian Saemi.
Di sepanjang menyaksikan film itu, Hoshi tidak sengaja melihat wajah murung sang istri saat menatap ponselnya. Lagi lagi ia merasa ada sesuatu yang janggal, tapi tidak bertanya secara langsung.
"kamu tahu Jack the Ripper enggak?" tanya Saemi.
Hoshi menoleh, ia mengangguk karna tahu apa itu Jack the Ripper.
"aku gak nyangka kalau ada orang yang kepribadiannya kayak Jack the Ripper itu"
Saemi mengepal telapak tangan kanannya dengan posisi jari jempol di dalam dan 4 jari lainnya menutup dari luar. Tanda minta pertolongan, batin Hoshi.
Daging bakar yang terletak di atas piring langsung diabaikan oleh Hoshi. Kedua alisnya beradu sambil menatap Saemi. Benar, ada yang aneh.
"kamu kenap . . ."
Belum selesai bertanya, Saemi menaikan jari telunjuk ke depan bibir. Hoshi diam seketika.
Perempuan itu menarik koran yang ada di laci meja. Ia meraih pulpen lalu menulis sesuatu dengan cepat. Begitu selesai, Saemi langsung memberikan pada Hoshi.