empat tiga

760 80 34
                                    

Dr. Jung mengatakan kalau gue sudah bisa pulang ke rumah. Hoshi dan Dokyeom langsung menghela napas saking khawatirnya. Mereka juga sudah menjelaskan kalau mama belum tahu soal gue masuk rumah sakit gini.


"masa tadi Dokyeom bilang kamu mati, Saem" ujar Hoshi.


"dih, gue ngomongnya ketemu tuhan" Dokyeom mengelak.


"sama aja"


Melihat keduanya bertengkar, gue justru ketawa. Walau kadang mereka masih terlihat saling memusuhi, tetap saja interaksi antarcowo itu bisa dibilang gemesin.


Begitu lift basement terbuka, kami bertiga bersamaan diam di tempat melihat seseorang yang berdiri di depan. Pin nama yang tertera di bagian dada, bertuliskan pak Jang.


"Hoshi, papa kamu ada di atas, ia dirawat juga"


Namun, Hoshi tidak peduli. Ia bersama Dokyeom serentak menarik tangan gue melewati pak Jang. Gue juga tidak bisa berbuat apa apa karna pak Kwon bekerja sama dengannya.


"Hoshi, ia butuh kamu" ucap pak Jang lagi.


Walau pak Kwon sudah berbuat jahat, tetap saja ia ayahnya Hoshi. Gue melepas genggaman tangannya, lalu menyuruh ia ikut pak Jang.


Gue gak terkejut melihat ia nolak untuk naik ke atas, tapi mau bagaimana pun pak Kwon ayahnya. Lagipula ada Dokyeom di sini, ia bisa jaga gue dulu untuk sementara.


Akhirnya Hoshi naik ke atas bersama pak Jang. Keduanya tidak saling bicara. Tiap kali CEO tersebut melontarkan topik pembicaraan, Hoshi hanya diam atau menghela napas dalam dalam.


Di depan pintu kamar rawat pak Kwon, perlahan Hoshi masuk. Nampak beberapa perban di kening, lengan kiri sampai bekas luka di bagian tulang pipi.


"H–Hoshi?"


Hoshi terkejut melihat sang ayah bangun. Karna tidak mau mengganggu momen antara anak dan ayah itu, pak Jang memutuskan keluar dari kamar.


Di sana Hoshi masih berdiri di tempat yang sama. Namun, pak Kwon sudah bicara panjang lebar. Bahkan bicaranya saja pelan pelan saking sakitnya.


"Hoshi, kamu ingat mendiang mama?"


Mendengar papa bicara soal mendiang mama, Hoshi langsung duduk di sampingnya.

Mendengar papa bicara soal mendiang mama, Hoshi langsung duduk di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"udah, pa. Jangan ngomongin soal mama, ia sudah bersama tuhan"


"nggak, Hoshi. Dengarkan papa"


Air mata nampak di kedua mata pak Kwon. Ia masih menahan sambil tersenyum membicarakan mendiang si istri.


"selama pingsan kemarin, papa ketemu sama mama. Perempuan itu datang menggendong bayi yang berselimut kain putih. Ia tidak menyebutkan nama bayinya, tapi begitu papa gendong . . . bayinya menghilang"


𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang