tiga enam

719 82 1
                                    

maaf sebelumnya, dapet nomor
gue darimana ya?



Sama sekali gak inget pernah tukar nomor atau memberikan nomor dengan Scoups. Kalau sampai begini bukannya terlalu kelewatan ya? maksudnya yaa dapet nomor gue tanpa izin dari gue nya, udah gitu masalah kenapa gue nabrak dia masih dibahas.



Tepat saat itu, Hoshi kembali. Ponsel yang tadinya membuka room chat tersebut langsung gue matikan. Gak mungkin juga kan Hoshi yang kasih.



"choco mint 1 sama strawberry milkshake 1"



Di sebuah cafe terdekat, kami singgah sebentar. Sebelum pulang, Hoshi masih sempet sempetnya ngajak date walau hanya duduk di cafe sembari menikmati minuman.



Setelah pesanan datang, Hoshi menarik ponsel gue yang tengah gue pegang. Dengan cepat gue rebut kembali.



Jangan sampai ia lihat gue masih balas chat dari Scoups.



"taruh ponselnya, dari pagi main hp mulu kan"



"tunggu sebentar"



Respon Hoshi sesudahnya langsung membuat gue khawatir. Choco mint yang ia pesan langsung diteguk sambil menyenderkan tubuhnya di kursi. Sial, ia sudah marah.



Merasa percakapan dengan Scoups akan lama, gue memilih untuk mematikan daya ponsel. Kayaknya bakalan gue nyalakan lagi esok pagi.



"tadi Sejeong yang ngechat. Katanya pentas kemarin agak berantakan"



"oiya, Saem"



Hoshi menaruh kembali minumannya.


"lusa aku ke Jeju, ada kerjaan disana"



"berapa lama?"



Gue langsung bertanya. Kalau pergi ke pulau Jeju karna ada urusan kerja, pasti Hani ikut. Memang sih ini kewajiban Hoshi, tapi rasa takut gue sebanding juga.



Tidak menjawab menggunakan suara, Hoshi mengangkat 3 buah jarinya.



"3 minggu atau 3 hari?"



"m–minggu"



Entah kenapa tiba tiba keadaan sekitar seakan akan sunyi, hanya suara dari kami berdua yang terdengar. Hoshi terus mengatakan sesuatu, mungkin minta maaf? tapi, gue gak bisa mendengarnya.



Kadang menjadi pribadi yang overthinking segak enak itu. Contohnya sekarang, gue berpikiran soal Hani yang akan terus berada di samping Hoshi.


Lalu semua kembali normal.



". . . aku bakalan hubungi kamu tiap hari . . ."



"ayo pulang"



Perkataan Hoshi gue potong. Percuma juga mendengarnya. Apa untungnya telepon setiap hari namun gue gak ada disana untuk memantau keberadaannya.



𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang