dua dua

927 97 15
                                    

Semenjak nonton bersama malam itu, gue selalu khawatir kalau mengingat pernyataan Hoshi. Kami balikan, namun Dokyeom masih menjadi pacar gue.



Tiap kali bertemu atau jalan dengan Dokyeom, jangan tanya deh kenapa gue selalu keliatan murung. Bahkan sampai membuatnya merasa gak nyaman jalan sama gue.



"ma, katanya mau bawain makanan, udah jadi?"



"udah, tuh"



Ingat sama ajakannya pas nonton bioskop nggak? Iya, sekarang gue mau ke rumahnya. Gila, jahat banget gak sih gue, masih bisa bisanya ketemu orang tua Dokyeom padahal bisa dibilang gue udah selingkuh di belakangnya.



Saat tengah bersiap siap di kamar, Hoshi memunculkan diri. Ia membawa makanan yang tadi dibuat mama.



Setelah mengucapkan kata terima kasih, gue pikir ia akan keluar. Nyatanya nggak. Hoshi malah membeku di tempat.

 Hoshi malah membeku di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"apa?"



Gue membalikkan badan. Jangan bilang kalau ia gak mengizinkan gue pergi. Perlahan Hoshi melangkah mendekat.



Begitu sampai di depan gue, ia membungkuk, memeluk gue. Mengetahui bahwa ia memeluk gini, gue langsung menghadap ke arah pintu.



Udah di tutup.



Sekitar 5 menitan Hoshi baru melepas. Ia mengelus-elus rambut gue, tapi gak sampai berantakan. Di satu sisi, ia masih tidak bicara.



"a–aku berangkat ya" pamit gue.



Baru saja mau berjalan menuju pintu, bahkan tentengan dari mama udah gue pegang, tiba tiba tangan Hoshi menarik.



Spontan tubuh gue membalik dengan sendirinya. Begitu kedua mata gue sudah fokus menghadapnya, indra penglihatan tersebut melebar.



H–Hoshi mencium gue.



"terakhir, biar gue gak kangen" ia baru bicara.



Setelah ia melepas pun gue masih terkejut. Jantung gue berdegup kencang. Sial. Karna gak mau telat, gue langsung turun ke bawah.



Selama jalan menuju bawah, gue gak bisa melupakan kejadian tadi. D–Dokyeom sebagai pacar gue aja belum pernah melakukan hal itu.



"Saem!"



Pikiran langsung buyar begitu mendengar Dokyeom memanggil dari ruang tamu. Ia sudah datang. Gue bersikap normal layaknya biasa, jadi kami langsung berangkat.



Makanan yang mama berikan diterima oleh orang tuanya. Nyokap Dokyeom bertanya banyak hal, ia terlihat cukup muda untuk umurnya yang sudah mencapai 50an.



𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang