Kondisi Saemi memulih dengan cepat. Dalam waktu sebulan ia diperbolehkan untuk pulang. Bukan berarti ia sudah sembuh total, justru dr. Ahn tetap memberikan obat seperti Gonadotropin, Metformin, dan lain lain, serta mengatur jadwal untuk kontrol.
Aram masih bersama Dokyeom. Hoshi selalu mendapat kabar kalau anaknya itu berperilaku sopan. Ia tidak banyak bicara, hanya duduk diam menyaksikan kartun di televisi.
Begitu Aram dijemput, Dokyeom dan Hani terkejut melihat kehadiran Saemi. Mereka menanyakan kabar. Tidak pada Dokyeom yang langsung memeluknya.
"makasih ya, udah mau jaga Aram. Lo sama Hani jadi kerepotan" ucap Hoshi sebelum pulang.
Dokyeom menggelengkan kepala. Justru karna Aram sering dititipkan, ia jadi merasa seperti memiliki seorang anak.
Sesampainya di rumah, Saemi berhenti sebentar. Ombak laut yang tenang, pasir dengan jejak jejak kaki, serta angin sepoi sepoi sudah cukup lama tidak dirasakannya.
"Saem, besok ada perayaan atas proyek baru yang dikerjakan salah satu karyawan di kantor. Kamu mau ikut?"
Saemi menaruh buku bacaannya. Ia mengangguk sambil menghadap ke lemari, melihat apakah ada pakaian yang bisa dipakai.
Saat tengah menatap satu per satu dress yang digantung, tiba tiba Hoshi membuka kaleng bir. Sontak Saemi berdiri, ia berusaha merebut kalengnya.
"Hosh, kalau mau mabuk besok aja, jangan sekarang"
Hoshi cemberut. Ia menghadap ke bawah sedangkan istrinya berada di depan dengan memegang sekaleng bir nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa disadari bir nya diteguk habis Saemi selagi Hoshi menunduk. Padahal sama dr. Ahn tidak diperbolehkan.
Melihat kalengnya kosong, Hoshi menggerutu.
"kamu minum semuanya?!"
Saemi mengangguk sambil tertawa. Hoshi langsung mengambil kaleng bir lainnya. Begitu mau diminum, Aram tiba tiba masuk.
Terpaksa Hoshi menyembunyikannya. Saemi lagi lagi tertawa.
"ma, Aram mau ke kamar mandi"
Baru saja mau membawa Aram ke kamar mandi, Hoshi sudah terlebih dahulu membawanya. Saemi butuh istirahat. Soal Aram biar ia yang mengurus.
Saat bapak dan anak itu berada di kamar mandi, Saemi tidak sengaja membuka ponsel Hoshi. Awalnya ia hanya melihat lihat kontak, lalu membuka galeri.
Betapa terkejutnya ia melihat ada begitu banyak foto Hoshi bersama Aram. Entah yang tengah makan, bermain pasir hingga duduk di samping Saemi saat ia dirawat di rumah sakit.
Keesokan harinya, tepat pada pukul 13.00, Hoshi duduk di depan meja makan sembari menunggu istrinya turun.
Beberapa buah strawberry ia kunyah. Bahkan terus menambah hingga tersisa 2. Tidak lama kemudian, Aram mendatanginya.
"mau"
Hoshi memotong kecil strawberrynya, ia memberikan pada Aram. Setelah memasukan buah merah itu ke dalam mulut, tiba tiba Saemi datang.
Melihat istirnya datang, Hoshi dengan cepat menelan strawberrynya. Sudah cukup lama mereka tidak menghadiri pesta atau pernikahan seseorang yang mengharuskan memakai dress.
Saemi nampak berbeda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Padahal pesta dimulai dari pukul 14.00 hingga 21.00 malam, tapi semua sudah hadir sekarang. Beberapa direktur datang menghampiri Hoshi, mereka turut berduka atas kematian pak Kwon dan ibu Saemi.
Aram yang digendong Hoshi menjadi pusat perhatian, mereka bingung kenapa anak Hoshi sudah sebesar ini.
Untuk yang kesekian kalinya Hoshi menjelaskan semua. Pantas saja Aram tidak begitu mirip dengan pasangan suami istri itu.
Meja bundar yang berada di tengah ruangan menjadi tempat dimana Aram duduk. Saemi sibuk menyuapi sup pada anaknya itu.
Tiba tiba Hoshi menyenggol.
"kamu inget sama itu gak?" ia menunjuk ke arah panggung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saemi perlahan tersenyum. Ia ingat betul, saat Hoshi menariknya ke atas panggung dan bicara secara terang terangan soal keluarga.
Gak kerasa sudah sangat lama.
Begitu selesai menyuapi Aram, Saemi merasakan sesuatu di perutnya. Sontak ia berdiri, melangkah cepat menuju kamar mandi.
Hoshi yang merasa khawatir istrinya kenapa napa langsung mengikuti dari belakang. Tidak lupa juga membawa Aram.
"Saem?"
"mama"
Beberapa detik kemudian Saemi keluar. Ia sedikit membungkuk. Hoshi terus bertanya sambil memastikan keadaan sang istri.
Tapi, tiba tiba Saemi meminta jas yang dipakai Hoshi untuk menutupi dressnya.
Hoshi pikir Saemi haid, ternyata pendarahan hebat yang menjadi salah satu gejala penyakitnya itu.