dua empat

850 90 9
                                    

* hai guys! hari ini aku up 1 chapter dulu ya, karna lagi sakit. Enjoy!



Author POV



Teriakan Aisha tidak didengar. Seluruh pikiran serta tindakan Hoshi hanya tertuju pada Saemi. Perempuan itu kenapa suka mencelakakan diri sih! batinnya.



Menunggu di dalam lift membuatnya tidak sabar, jadi tangga darurat dipilih. Ia berlari layaknya dikejar sesuatu, padahal tadi Aisha tengah makan.



Setelah sampai di lantai dasar, baru berlari sekitar 5 meter, ia berhenti. Napasnya terengah-engah. Keringat mencucur di sekujur tubuhnya.



"minggir! minggir! ada korban tabrak lari!"



Dalam hitungan detik, perawat dan dokter yang mendorong sebuah ranjang ambulance melewati Hoshi.



Perlahan tubuh seseorang yang ada di atas ranjang tersebut atau bisa disebut korban tabrak lari terlihat. Salah seoramg dokter memberi napas buatan dengan suatu benda.



Walau sebagian wajahnya tertutup, Hoshi mengenalnya.



"Saemi-ya. . ."



Saemi datang. Ia terbaring tanpa sadar dengan lumuran darah dimana mana. Hoshi yang mengetahui bahwa korban tabrak lari tersebut ialah adiknya, langsung mengikuti dari belakang.



Di depan ruang operasi, ia berdiri tanpa bergerak sedikit pun. Melihat banyak darah pada Saemi terasa tidak nyata.



"Saemi! Dimana Saemi?!"



Hoshi membalikkan badan begitu mendengar teriakan mama. Ia menghampiri sang anak, sekaligus menangis. Tentu Hoshi menyuruhnya untuk tenang.



Gak lama kemudian, Dokyeom datang. Ia berhenti sebentar saat melihat Hoshi disana. Padahal jarak diantara keduanya ialah 10 meter, tapi entah kenapa Dokyeom bisa lari secepat itu.



Plak!



Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Hoshi. Teriakan histeris mama terdengar lagi. Tapi, mau bagaimana pun cowo itu pantas mendapatkannya.



"ma, aku mau bicara sama Dokyeom"



"tapi, nanti kalian b. . ."



"nggak, kita gak mau bikin rusuh di depan ruang operasi Saemi"

"nggak, kita gak mau bikin rusuh di depan ruang operasi Saemi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Permintaan Hoshi memang diiringi suara lembut. Ia menjadi tenang mendadak. Mama menuruti. Perempuan tua tersebut langsung melangkah meninggalkan mereka.



Hoshi menunduk, ia memejamkan mata sebentar lalu kembali menaikkan wajahnya.



"lagi"



𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang