lima satu

689 75 28
                                    

Di perjalanan menuju vila, Hoshi kasihan melihat Saemi harus menjadi tempat Aram tidur. Tidak bisa bergerak karna anak itu sudah diposisi yang enak.



Tidak pakai lama, setelah sampai Hoshi langsung menggendongnya. Walau suara erangan terdengar, ia tetap membawa Aram ke kamar karna Saemi tidak dalam kondisi yang fit.



"ada yang pegel gak?"



Saemi menoleh, ia menggeleng sembari tersenyum. Padahal Aram anak kecil, tapi tubuhnya cukup berat. Untung Hoshi membantu.



Pukul 14.00 dini hari, kedua pasangan itu menyaksikan film horror yang direkomendasikan oleh Dokyeom lewat chat. Dengan judul film A Quiet Place, Saemi sampai harus sembunyi di belakang Hoshi.



Hoshi hanya tertawa. Ternyata istrinya takut sama film horror.

 Ternyata istrinya takut sama film horror

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ihh nanti di kamar mandi pas kamu mandi ada lho" ledek Hoshi yang langsung dipukul pelan Saemi.



"emangnya aku anak kecil? takut sama gitu gituan?"



Hoshi menaikkan bahu, "ya emang anak kecil"



Di tengah perseteruan singkat antara Hoshi dan Saemi, Aram tiba tiba datang. Salah satu tangannya mengusap mata kiri sambil menghampiri Saemi.



Melihat kedatangan anak tirinya, ia langsung mengangkatnya ke pangkuan. Tidak bicara sama sekali karna gemas melihat bareface Aram.



"Aram? Aram" panggil Saemi.



"hm . . nae?"



Saemi tertawa kecil. Rambut rambut Aram yang menutup wajah disingkirkan ke belakang telinga. Bahkan menguncirnya hingga nampak jauh lebih segar.



Begitu Aram sudah sadar sepenuhnya, ia mengajak Saemi bicara walau pelafalannya masih belum jelas. Sampai keduanya tertawa.



Melihat dirinya diabaikan, Hoshi cemberut menatap Saemi dan Aram. Film dipause, Hoshi langsung mengangkat Aram dari pangkuan Saemi.



"lho? Hoshi, kamu ngapain?"



Aram diturunkan di depan pintu kamar, sedangkan Hoshi kembali ke arah Saemi lalu memeluknya erat.



Juluran lidah Hoshi membuat Aram menangis seketika. Sontak Saemi melepas pelukan Hoshi. Mendatangi Aram, berusaha menenangkan.



"ihhh, biarin aja Aram nangis" ujar Hoshi.

"ihhh, biarin aja Aram nangis" ujar Hoshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saemi berbalik, "hah? biarin aja?"



Hoshi diam. Ia tidak menjawab pertanyaan Saemi. Namun, si istri mengerti. Hoshi cemburu. Ya tuhan padahal sama anak kecil, tapi ia cemburu.



Saemi melangkah hingga berhenti tepat di depan suaminya. Tangisan Aram yang sudah mereda berubah menjadi sinis menatap Hoshi.



"Aram mau sama papa?"



Aram mendengus. Ia langsung memeluk Saemi erat.



Melihat hal itu, Saemi tertawa sedangkan Hoshi terkejut. Aram tetap tidak melepas pelukannya saat Hoshi berusaha menariknya lagi.



Mau tidak mau Hoshi mengalah. Ia kembali duduk, menyaksikan film. Tidak pada Saemi yang menuruti keinginan Aram untuk bermain di sekitaran kolam renang.



"Saemi!" panggil Hoshi.



"Saem~"



"iya? aku lagi nemenin Aram, kenapa?"



Lagi dan lagi. Hingga malam hari begini Aram masih diurus Saemi. Menyebalkan, batin Hoshi. Ia sudah berjam jam di depan televisi, menunggu istrinya datang tapi nihil.



Pukul 22.00 malam, Saemi baru keluar dari kamar. Baru berjalan beberapa langkah, ia berhenti kembali. Hoshi tidur.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cowo itu setia menunggu sedari tadi siang hingga ketiduran begini.



"Hoshi . . . Hoshi"



Perlahan Hoshi membuka kedua mata. Ia terkejut melihat kedatangan Saemi.



"kalau mau tidur di kamar"



"kamu gak tidur, Saem?"



"aku mau bersihin sisa makanannya Aram dulu"



Hoshi mengangguk. Sontak ia langsung berjalan menuju kamar. Selagi Saemi membersihkan apa yang harus dibersihkan, ia baru ingat kalau Aram ada di ranjang tempat ia tidur bersama Hoshi.



Jangan jangan anak itu dipindahkan ke lantai lagi. Hoshi kan masih musuhan sama dia.



Dugaan Saemi barusan salah. Justru ia tersenyum. Pemandangan paling langka dan sepertinya tidak akan dilihat lagi.



Hoshi memang tidur, namun Aram ada di pelukannya.



Dengan cepat Saemi membuka kamera ponsel. Ia mengambil banyak foto hanya karna interaksi tidak sengaja dua orang itu.



Esokan paginya, Hoshi mendapat pesan masuk dari Hani. Anak pak Jang tersebut masih menawarkan pekerjaan yang sama, menjadi direktur.



Karna terlihat sibuk, Saemi bermain sebentar dengan Aram yang tengah sibuk berpose di depan kaca.



"Aram, lagi apa?"



Aram menunjukan ke udara, "main sama mama"



Deg . . .



Deg . . .



"m–main sama siapa?" Saemi menegaskan.



"sama mama"



Sial. Saemi baru ingat kalau anak kecil bisa melihat makhluk mistis termasuk arwah ibunya sendiri. Untung ia menanggapi dengan santai, tidak terlalu memikirkan.



Tiba tiba Hoshi datang. Ia memeluk erat Saemi.



"Saem, Saem!!!"



"ada apa?"



Pelukannya dilepas, Hoshi menunjukan sebuah undangan.



"siapa yang nik . . ."



















































































































Dokyeom dan Hani.

𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang