empat lima

888 82 29
                                    

Hoshi terus menggenggam tangan gue saat kami masuk ke rumah bersama. Ia benar benar semangat menunjukan seluruh ruangan, mulai dari ruang tamu sampai ke dapur.




Karna baru saja pulang dari pesta nikah, gue minta waktu sebentar untuk bersih bersih. Sedangkan Hoshi langsung terbaring di atas ranjang sambil bermain ponsel.




Selagi mengeringkan rambut, gue menatap luasnya laut lewat jendela. Suasana tenang dan seram campur aduk. Tidak terlalu berisik di sini.




Begitu keluar dari kamar mandi, Hoshi sudah mengganti pakaian. Ia menarik gue menuju teras tanpa menjelaskan apapun. Terdapat sebuah meja bundar dengan sebotol wine serta dua gelas.




"rumah ini sementara dijaga sama pak Kim selama kita pergi ke Paris" ujar Hoshi, ia menuangkan wine ke gelas.

"rumah ini sementara dijaga sama pak Kim selama kita pergi ke Paris" ujar Hoshi, ia menuangkan wine ke gelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar kata Paris, sontak gue menoleh.




"Paris?"




Hoshi mengangguk, "iya, bulan madu" seraya meneguk wine nya.




Gue kira Hoshi hanya menyiapkan pernikahan secara diam diam. Ternyata sampai ke bulan madunya juga. Yaa gak apa apa sih.




Tepat pada pukul 01.00 pagi, kami baru kembali ke kamar. Menghabiskan wine ternyata gak semudah itu. Untungnya ada begitu banyak topik yang bisa dibahas.




Karna baru tidur di jam yang bisa dibilang kemaleman, gue baru terbangun saat matahari sudah bersinar terang. Tidak ada Hoshi. Apa ia bangun lebih dulu?




Tujuan gue sekarang mencari Hoshi. Tanpa mandi, hanya gosok gigi. Asap yang cukup menyengat langsung membuat gue berlari menuju dapur. Jangan bilang kalau Hoshi masak.




Terlambat.




Hoshi hanya menaikkan senyum begitu melihat gue berdiri di depan pintu dapur. Ayam goreng yang gosong. Ah, Hoshi. Kamu cuman bisa masak ramyeon, selebihnya nggak.




Baru bangun gue sudah mendapat kejadian tak terduga seperti ini. Secara tiba tiba suasana hati gue berubah drastis, jadi agak sensitif gitu.




Selagi membersihkan ayam ayam yang gosong, di depan meja makan Hoshi duduk diam. Ia tidak berani memanggil atau turut membantu karna raut wajah gue sekarang.




Berbagai cobaan sudah ia coba, mulai dari memutar musik dan mengajak dansa bersama, bicara soal kehidupan, melontarkan candaan hingga akhirnya . . .




"bisa diam enggak?"




"aku lagi masak" potong gue.




Seketika Hoshi diam. Semenjak itu ia tidak melakukan apa apa selain menyaksikan gue memasak makanan. Sekitar 20 menit kemudian, ayam gorengnya jadi.




𝗸𝗮𝗸𝗮𝗸 𝘁𝗶𝗿𝗶 - 𝗵𝗼𝘀𝗵𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang