BAGIAN 43 DITINGGAL SENDIRI

100 1 0
                                    

Suatu malam yang dingin, dimana angin pun berhembus melewati sela sela tubuh bagaikan menyayat kulit. Suasana kota terdengar sunyi karena setiap insan sedang terbuai dalam mimpi mereka.

Asnawi terbangun pada dini hari. Ia rak bisa tidur lelap meski telah meminun obat penenang. Jiwanya kini semakin merana ketika ditinggal begitu saja oleh dua sosok wanita yang dicintainya. Meskipun dua wanita itu berwujud gaib, tapi ia begitu mencintainya.

Terlintas dalam benaknya waktu dimana dia ditinggalkan oleh Utami dan Merry. Asnawi membawa Merry ke rumah kost nya untuk meminjam baju baju milik Hayati, namun setibanya di sana, mereka malah disambut tidak baik oleh Utami yang cemburu. Akhirnya terjadi perselisihan antara Utami dan Merry yang sama sama mengklaim diri mereka masing masing sebagai pacar Asnawi. Asnawi berusaha memisahkan mereka, tapi dia terkena pukulan Utami sampai jatuh pingsan.

Ketika siuman, Asnawi mendapati kamar kost nya dalam keadaan kosong. Baik Utami maupun Merry sama sama menghilang. Pada awalnya Asnawi menganggap hal biasa. Ia mengira kalau Utami dan Merry sedang pergi sebentar, namun ternyata, mereka tak kunjung kembali ke kamar kost setelah berhari hari, bahkan berminggu-minggu.

Asnawi mulai resah dan terpukul dengan hilangnya mereka. Tak hanya dia, tetapi semua teman temannya juga ikut terpukul. Para sahabat Merry melakukan berbagai upaya untuk mencari keberadaan Merry, mulai dari melapor ke polisi sampai meminta bantuan paranormal. Asnawi tak memberitahu mereka kalau Merry berubah menjadi kuntilanak karena tak masuk akal bagi mereka.

Waktu terus berjalan, hari demi hari dilewati Asnawi dengan perasaan merana. Ia kesepian. Untuk kesekian kalinya ia ditinggal orang terkasih. Mulai dari Hayati, Cascade dan sekaran Utami dan Merry menghilanh secara bersamaan.

Jiwa Asnawi kembali bergejolak. Ia kembali mengalami depresi dan insomnia. Selama sebulan ia berusaha menjalankan aktifitas kesehariannya dengan memendam gejolak jiwanya. Selain bekerja, Asnawi selalu berusaha mencari keberadaan Utami dan Merry dengan mendatangi paranormal.

Usaha Asnawi menutupi gejolak jiwanya ketika bekerja cukup berhasil. Rekan kerjanya tak menyadarinya, akan tetapi hal itu tak berlaku bagi Tisha. Dia langsung mengetahuinya ketika berbicara dengannya.

Asnawi mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti technical meeting di Jakarta. Setelah itu ia bertemu dengan sang kakak tercinta di sebuah tempat makan. Tisha mengajak Asnawi untuk menginap di rumahnya.

Asnawi menceritakan semua permasalahan yang dialaminya kepada Tisha. Ia bahkan menangis ketika itu, Tisha merasa sangat kasihan dam bersimpati kepada adik semata wayangnya itu.

Waktu terus berjalan, perlahan suara pengajian dan sholawat berkumandang dari masjid-masjid dan saling bersahutan di langit Jakarta. Asnawi masih termenung memandang dari balik jendela apartemen. Entah apa yang ada dalam pikirannya ketika melihat lamgit yang masih gelap. Tiba-tiba sepasang tangan melingkari perut Asnawi.

"Njiiir!! Elu Teh...ngagetin gue aja" seru Asnawi.

"Hmmm...elu ngapain berdiri deket jendela? Tidur lagi yuk!!" balas Tisha dengan suara parau.

"Gue gak bisa tidur Teh...gue terjaha semaleman"

"Apa lu udah minun obat penenang?"

"Udah Teh, tapi tetep gak bisa tidur"

"Hadeuh...kayaknya elu mesti tambah dosis nih...hmmm...yaudah besok gua mau konsul ke temen gue...apa bisa elu nambah dosis"

"Makasih Teh"

"Tidur lagi yuk ah!! Masing ngatuk euy!!"

"Gue gak bisa tidur Teh...lagian kalo lu masih ngantuk, ngapain lu bangun?"

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang