BAGIAN 33 KOKI TERKENAL

106 0 0
                                    

Hayati kini bekerja bersama Tisha di Yayasan Putri Nurhayati yang berada di sebuah bangunan sederhana di bawah jalan tol. Yayasan ini memiliki lima lokasi yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta. Setiap minggu, praktek di yayasan ini selalu bergiliran di lima lokasi tersebut. Pada awalnya Tisha selalu kerja sendiri melayani pasien dari masayarakat miskin dan memberi mereka pengobata dengan gratis, tapi kini, Hayati ikut melayani pasien layaknya seorang dokter sungguhan. Berkat ilmu kedokteran yang ia miliki dan keterampilan yang mumpuni, Hayati dengan cepat menjadi terkenal dikalangan masyarakat. Bahkan ia mendapat julukan sebagai 'Jagal Sunat' karena keahliannya dalam mengkhitan orang, baik itu anak-anak atau orang dewasa.

Pada suatu hari, para penghuni rumah tengah duduk di ruang keluarga. Mereka tengah asyik berbincang membicarakan masalah sehari-hari para arwah gentayangan. Tampak Margono duduk diapit oleh Lenggayu dan Dolores yang sangat mencintainya, sedangkan Fathya tengah sibuk memotong kuku sambil duduk mengahadap ke jendela. Miramareu kala itu tidak berada di rumah karena diajak jalan-jalan oleh Rini dan keluarganya. Tak lama berselang Hayati membuka pintu depan rumah, kemudian masuk.

"Kamu dari mana aja Mal? Kok baru pulang sore-sore gini" sapa Dolores.

"Aku abis kerja, Nyonya... pasienku banyak banget" jawab hayati.

"Apaaaah!! Kamu kerja di hari minggu?" tanya Dolores.

"'Iya Nyonya, aku sekarang kerja di yayasan" jawab Hayati sambil duduk dihadapan mereka

"Maksudmu yayasan apa?" sambung Margono.

"Yayasan Putri Nurhayati Pak... yayasan itu punya bosku, Tisha... kita kerja berdua disana tiap hari minggu"

"Kamu kerja ngapain aja Mal?" lanjut Margono.

"Aku ngobatin banyak orang miskin Pak, tanpa dibayar sepeserpun" jawab Hayati.

Margono mendadak terhenyak mendengar jawaban hayati. Dia langsung berdiri sambil memandang hayati dengan tajam. Perlahan, ia melayang mendekati hayati, lalu kemudian memeluk erat hayati sambil menangis terharu. Hayati pun kaget dengan tingkah sang ayah.

"Bapak bangga sama kamu nak! Akhirnya kamu bisa memenuhi apa yang bapak inginkan"

"Maksud Bapak gimana?"

"Bapak dari dulu ingin menolong banyak orang miskin yang lagi sakit, makanya bapak nyekolahin kamu ke kedokteran buat tujuan itu Mal"

"Iya pak... aku juga bangga sama Bapak... Bapak punya hati mulia"

Suasana rumah pun menjadi dihiasi dengan haru biru para penghuninya. Dolores, Lenggayu dan Fathya ikut menitikan air mata ketika melihat momen mengharukan itu. Margono pun melepaskan pelukannya, matanya yang berlinang air mata menyiratkan suatu kebahagian yang sangat lama didambakannya.

"Bapak bahagia sekali Mal... aku bangga sama anak-anak ku yang udah kudidik dengan baik... Rini sekarang jadi pengacara handal dan kamu dokter yang membanggakan... walaupun Bapak gak menyaksikan kalian ketika hidup, tapi Bapak selalu melihat apa yang dialami kalia, khusunya Rini yang berjuang keras untuk mencapai cita-citanya... dia juga mengalai penderitaan yang luar biasa... tapi Bapak tidak bisa melakukan apa apa selain cuma melihat... begitu juga Ibumu... Bapak sangat merindukan dia kali ini"

"Bapaaaak... "

Tiba-tiba secercah cahaya terang muncul dari pernukaan langit-langit rumah. Cahaya kuning itu menyinari tubuh Margono yang tengah memeluk Hayati. Semua orang di ruangan itu terkejut dengan kemunculan cahaya itu. Margono kemudian tertegun sambil melihat pancaran sinar itu.

"Cahaya apa ini?" tanya Margono.

"Tidak mungkin!! Cahaya itu keluar" sahut Lenggayu.

Hayati kemudian berdiri, lalu memegangi pundak ayahnya. Sementara para istri Margono juga ikut berdiri dan manghampiri Margono yang tengah kebingungan. Tampak raut sedih tersirat pada wajah mereka, bahkan Dolores berlinang air mata. Margono semakin bingung dengan tingkah aneh semua keluarganya.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang