CHAPTER BONUS KE 2

628 17 1
                                    

Epilog 2

Pagi pagi buta Frans sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Hari ini dia akan menghadapi ujian tengah semester. Dia harus datang paling pagi agar mendapat kesempatan belajar sebelum ujian.

Frans menyemprotkan semacam cairan beraroma wangi ke bagian leher. Rambut disisirnya sampai rapi. Ia bercermin cukup lama untuk memastikan penampilannya sempurna.

Setelah merasa sempurna, ia kemudian pergi sambil menggendong tas ransel hitam miliknya. Kamar kost Frans berada di lantai dua. Dia harus berjalan menuju tangga melalui koridor yang cukup panjang, karena letak kamarnya dengan tangga sangat jauh.

Ketika ia mendekati tangga, tiba tiba pintu kamar yang berada tepat di depan tangga terbuka. Frans pun mendadak menghentikan langkahnya untuk menyambut orang yang keluar dari kamar itu.

Seorang gadis cantik berambut panjang menebar senyum dalam sapaan selamat pagi kepada Frans. Gadis itu juga berpenampilan rapi dengan seragam minimarket berwarna merah.

"Pagi Frans!" Bendoro menyapa Frans sambil menyalaminya.

"Pagi Ndoro, kamu dah cantik aja pagi pagi gini" Frans berusaha menyanjung Bendoro.

"Aku kan harus kerja Frans, kamu tuh, pagi pagi gini udah ganteng, mau kemana?" Bendoro balas menyanjung.

"Mau UTS, mesti dateng pagi biar gak telat"

"Oalaaah, kamu kan bangunnya siang mulu! Makanya jangan suka begadang!"

"Maka dari itu, aku mau pergi pagi sekarang, mau bareng yuk!" ajak Frans dengan mata berbinar.

"Tapi aku bawa motor juga kok, gak usah ya"

"Ayolah! Sekali sekali bareng lah ama aku, kamu belum pernah dibonceng sama ninja kan?"

"Ah gak usah Frans, aku kerja sampe maghrib lho, nanti aku pulangnya gimana?"

"Gak masalah, Ndoro! Aku jemput lagi nanti"

"Iih kamu gak jadi repot"

"Gak apa apa, sekalian aku pengen ngopi juga di minimarket kamu"

Bendoro menerima ajakan Frans untuk pergi bersamanya. Menaiki motor ninja yang harganya puluhan kuta merupakan impian banyak orang, terutama bagu kaum cewek muda.

Semenjak menjalani ritual paku kuntilanak yang mengubah dirinya kembali menjadi manusia, Bendoro terus belajar menjalani hidup sebagai manusia masa kini.

Suara raungan mesin motor bergemuruh membuat jantung berdebar kencang. Bendoro naik ke atas boncengan, lalu dia memeluk Frans dari belakang. Buah dadanya yang besar menekan punggung Frans sehingga membuatnya gembira.

Motor akhirnya melaju membawa dua insan itu pergi menuju pusat kota. Menerabas lalu lintas kota yang mulai padat di pagi hari, Frans dengan lihai meliuk-liuk diantara jejeran mobil yang memenuhi jalanan.

Dia berhenti tepat di depan sebuah bangunan ruko yang berada di dekat kampus. Bendoro turun dari motor besar itu. Ia langsung berpamitan kepada Frans untuk pergi ke tempat kerja. Tak lama setelah itu, Frans pun menancap gas motornya lagi untuk melanjutkan perjalanan ke kamus.

Bendoro kemudian berjalan menuju pintu ruko yang terbuka sedikit. Ia melihat Euis sedang memperhatikan dirinya sambil tersenyum.

"Cie cie... yang dianter ayang" ledek Euis.

"Apaan sih kamu Is, rempong amat!" Bendoro bersikap ketus kepada sahabatnya.

"Yaiyalah rempong, namanya juga cewek"

"Aku gak gitu, itu mah kamu aja kali yang rempong sendiri" Bendoro menyimpan tas selempang di bawah meja kasir. Ia lalu menyalakan mesin kasir untuk mengecek transaksi.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang