BAGIAN 28 CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI

115 1 0
                                    


Seminar kerja praktik akhirnya telah tiba. Asnawi dengan segala daya dan upaya telah siap menghadapi ujian ini. Selama beberapa terahir ini, dia berusaha mengenyampingkan emosinya yang tak stabil demi lulus ujian. Utami turut membantu dirinya untuk melupakan kejadian penolakan Raizha dengan selalu memberinya semangat.

Pagi-pagi, Asnawi sudah tiba di kampus untuk mempersiapkan diri. Dia tampak berpakaian rapi lengkap dengan setelan jas layaknya kaum eksekutif. Dia juga sudah menyiapkan beberapa draft hasil laporan untuk dibagikan kepada para dosen penguji. Sekitar jam 8 pagi, ruang seminar sudah dipenuhi oleh mahasiswa yang akan melihat prosesi seminar dirinya. Diantara mereka ada Febri dan Eka. Asnawi sempat terheran heran ketika melihat Febri, pasalnya wajah Febri tampak sedikit menua. Di tampak seperti 5 tahun lebih tua daripada Asnawi dan Eka, padahal usia mereka setara.

Para dosen penguji akhirnya memasuki ruangan, acara seminar pun dimulai. Edward selaku dosen pembimbing Asnawi, berperan menjadi moderator dalam acara itu. Pada waktu sepuluh menit pertama, Asnawi diberi kesempatan untuk memaparkan laporan hasil kerja praktiknya selama lima belas menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi pengujian isi laporan dan tanya jawab selama satu jam.

Asnawi begitu sangat gugup ketika beberapa dosen melontakan pertanyaan yang bersifat menguji. Beberapa kali Asnawi terdiam dan tampak sangat kebingungan. Sesekali dia membuka beberap buku catatan yang ada diatas meja. Edward selaku moderator dan dosen pembimbing ikut membantu Asnawi dalam menghadapi cecaran pertanyaan dari para dosen penguji. Akan tetapi Asnawi tetap kesulitan. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari beberapa dosen penguji.

Satu jam dilalui Asnawi dengan sangat berat. Baginya waktu satu jam itu terasa seperti sepuluh jam. Keringat pun bercucuran dari pelipisnya. Mederator menutup acara seminar, dia mempersilakan Asnawi untuk menunggu di luar ruangan sambil menunggu para dosen penguji berdiskusi untuk menentukan nilai hasil seminar.

Asnawi bersama Febri dan Eka menunggu di selasar depan ruangan. Mereka sama sama terlihat tegang karena tebawa suasana seminar yang memang sangat horor. Para mahasiswa sangat ketakutan ketika harus berhadapan dengan dosen penguji.

"gile bro....dosen dosen itu mau bunuh gue kayaknya anjiiirr!!" keluh Asnawi.

"iye bro.....gue mah takut banget sama pertanyaan Bu Lisa...banyak jebakannya euy, mana pake bahasa Inggris lagi nanyanya" tambah Eka.

"tapi perasaan lu gimana Wi? .....gue liat hasil lu tadi kayaknya lu mesti ngulang deh" tanya Febri.

"perkiraan gue juga kayak gitu broo...gue mah pasrah aja lah" jawab Asnawi pasrah.

Tak lama berselang, salah satuh dosen penguji memanggil Asnawi untuk memasuki ruangan. Febri dan Eka memberikan semangat kepada Asnawi agar tetap tenang ketika mengethui nilai akhir. Langkah Asnawi terasa berat begitu memasuki ruangan kembali. Para dosen penguji dan Edward tengah duduk berjajar di dalam ruangan. Asnawi berdiri lemas dihadapan mereka ketika salah satu dosen memaparkan hasil diskusi mereka.

Tiba-tiba suatu kejaiban yang tak terduga menghampiri Asnawi. para dosen penguji memutuska bahwa Asnawi lulus dengan sempurna dan mendapat nilai A+. Tentunya Asnawi sangat kaget dan heran dengan hasil penilaian para dosen, namun akhirnya dia pun menerima hasil itu dengan senang hati.

Akhirnya para dosen penguji itu meninggalkan ruangan satu persatu hingga menyisakan Edward dan Asnawi di dalam ruangan. Edward memberikan pengarahan kepada Asnawi untuk melakukan berbagai revisi akhir dalam laporannya sebelunm dikumpulkan.

"selamat yah Wi...kamu bisa lulus dengan sempurna buat seminar ini" kata Edward sambil menyalami Asnawi.

"terima kasih pak.....hehe"

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang