BAGIAN 11 SELAMAT TINGGAL ASNAWI

110 0 0
                                    

Hari itu pun tiba, Hayati menyiapkan semua perlengkapannya untuk pulang ke Bandung menuju Asnawi. Dia melipat rapi semua baju-baju yang diberikan Emak kepadanya selama tinggal di rumahnya. Baju-baju itu terdiri dari kaos, kemeja, daster, celana panjang, celana pendek dan beberapa set pakaian dalam. Hayati memasukkan semua pakaiannya itu kedalam sebuah kantong besar yang berbentuk tas jinjing dan terbuat dari anyaman eceng gondok.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, Hayati kemudian berdiri di depan cermin untuk berdandan dengan alakadarnya. Dia menyisir rambut panjangnya sampai rapi, kemudian mulai memakai bedak dan lipstik tipis warna merah muda. Hayati juga menyemprotkan minyak wangi yang dibelinya di pasar Cikajang.

Hayati berjalan sambil menjinjing kantong anyamannya keluar kamar. Emak dan Dasep yang tengah menunggu keluarnya Hayati tampak tercengang melihat penampilan Hayati yang luar biasa. Dia tampak sangat cantik dengan balutan make up sederhana dan rambut panjang yang rapi tersisir. Begitu juga dengan penampilannya yang menggunakan atasan berupa kemeja kotak-kotak dan celana jeans warna hitam membuat Hayati terlihat seperti anak gaul perkotaan.

"euleuh....si eneng meni geulis pisan (oalah....eneng cantik banget)" Emak kagum.

"ah Emak lebay deh...aku biasa aja kali hehehehe" Hayati tersipu malu.

"eh beneran neng....Emak gak bohong...kamu itu cantik pisan..coba tanya Dasep" sahut Emak yang diikuti oleh anggukan kepala Dasep yang melongo.

"oalah...jadi malu aku Mak hihihi" Hayati semakin memerah wajahnya.

Terdengar suara klakson mobil berbunyi dari luar rumah. Mang Ajo telah tiba di rumah Emak untuk menjemput Hayati dan Dasep menuju Terminal Cikajang yang jaraknya sekitar lima kilometer. Mang Ajo sengaja disuruh oleh Emak untuk mengantarkan Hayati dan Dasep menuju Terminal, karena di kampung itu tidak ada sarana transportasi umum. Dasep dengan sigap langsung mengambil tas jinjing Hayati untuk membantu membawakannya menuju mobil.

Suasana haru kembali tercipta di rumah itu, Hayati lagi-lagi memeluk Emak sambil menangis. Perpisahan ini memang sangat memberatkan bagi Emak dan Dasep, karena Hayati telah meninggalkan banyak sekali kesan baik selama menumpang hidup bersama mereka.

"aku pasti merindukan Emak....juga Dasep....aku juga bakal merindukan suasana rumah ini"

"iya neng Emak juga pasti merindukan eneng....semoga eneng bisa bertemu sama keluarga eneng"

"makasih banget Mak...selama ini Emak udah mau nampung aku...aku janji Mak mau berkunjung kesini lagi"

"iya neng........Emak akan selalu menunggumu disini"

Mereka berpelukan erat dengan diiringi tangis perpisahan. Dasep pun tak kuasa melihat keadaan itu dan akhirnya air matanya pun ikut berlinang. Setelah puas melepas kerinduan, Hayati akhirnya menaiki mobil pick up milik mang Ajo. Dia dan Dasep duduk di kabin depan, tepatnya disebelah mang Ajo yang bertugas menjadi supir. Hayati pun melambaikan tangan kearah Emak yang melepas kepergiannya saat mobil itu melaju menuju jalan desa yang membelah pegunungan.

Setengah jam kemudian, mereka tiba di Terminal Cikajang. Dasep dan Hayati menaiki bis kecil (Elef) jurusan Cikajang-Cicaheum yang sedang mengetem untuk menunggu penumpang memenuhinya. Hayati dan Dasep duduk di jok belakang supir. Setengah jam kemudian, bis kecil itu akhirnya barangkat menuju Bandung.

Sepanjang perjalanan, Hayati merasa pusing karena pengaruh topografi jalan yang naik turun serta berkelok-kelok.

"teteh kenapa....?" tanya Dasep cemas.

"aduh...aku pusing Sep....rasanya pengen muntah..."jawab Hayati.

Dasep kemudian mengeluarkan kantong kresek kecil untuk menampung muntahan Hayati. "ayo teh, muntahnya ke kresek ini. Hayati memuntahkan isi perutnya kedalam kresek itu, sementara Dasep memijat punguk Hayati. Setelah selesai mengeluarkan muntah, Hayati diberi air minum oleh Dasep. Dia pun langsung menyambutnya dengan cepat dan menenggaknya sebanyak mungkin. Setelah puas meminum air, Hayati bisa bernapas lega dan merasa enak.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang