CHAPTER BONUS KE 1

677 10 4
                                    

EPILOG 1

Hayati bersatu kembali dengan Asnawi. Mereka menikmati hubungan percintaan ke dalam tahap selanjutnya dengan memperkenalkan kepada keluarga masing masing.

Hayati pertama kali mengajak Asnawi bertemu dengan keluarga adiknya, Rini. Dia dengan hati berbunga bunga memperkenalkan sosok Asnawi kepada Rini, Parhan dan ketiga anaknya.

Mereka semua menyambut baik kehadiran Asnawi sebagai pacar Hayati, namun tidak bagi Romi dan Aldi. Kedua bocah ingusan itu malah memandang sinis kepada cowok yang disayangi sang Bude mereka.

Bahkan Romi dan Aldi menolak ikut makan malam bersama yang diadain di Rini. Mereka memilih untuk mengurung diri di kamar. Asnawi pun terheran dengan kelakuan kedua keponakan Hayati itu. Ia merasa tak enak hati karena telah menjadi kekasih hati Bude mereka.

Tak semua keponakan Hayati menolak keberadaan Asnawi, Cecil justru sangat menerima keberadaan pemuda itu. Bahkan dia seperti cari cari perhatian sama Asnawi sehingga membuat Hayati merasa cemburu.

Cecil dan Asnawi berumur sama. Dia tak segan mengajak Asnawi untuk ngobrol di dalam kamarnya.

Waktu itu, Cecil libur kuliah. Dia berencana melanjutkan pendidikan tingginya ke tahap magister.

Malam itu, Asnawi berada dalam kamar Cecil. Hayati tak mengikuti mereka karena diajak pergi sama Rini dan Parhan untuk membeli oleh oleh buat Asnawi.

Hayati pun cuma bisa menahan rasa cemburunya malam itu. Ia berharap Cecil tal merayunya dan merebut sang kekasih hati dari pangkuannya.

"Nawi, apa bener kamu pertama bertemu sama Bude dalam wujud kunti?"

"Iya Cil, dia emang kuntilanak, dia gangguin aku sampe aku celaka, tapi dia nolongin aku abis itu, lalu dia ikut sama aku ke Bandung"

"Kamu gak takut pacaran sama Bude?"

"Awalnya sih takut, tapi kesininya enggak"

"Aku gak nyangka kalo Bude masih hidup Wi, dan banyak yang hal gak masuk akal"

"Di dunia ini banyak yang gak masuk akal, kalo kamu percaya gak sama hal hal gaib?"

"Awalnya aku gak percaya, tapi setelah aku ketemu Hayati, aku jadi percaya kalo kehidupan gaib itu ada, kalo kamu percaya juga Cil?"

"Aku percaya, karena aku salah satu dari mereka, hehehe"

"Kamu juga kunti?"

"Bukan, aku lebih dari itu?"

"Kamu siluman?"

"Lebih dari itu lagi Wi, hehehe"

"Ah kamu mah canda aja"

"Ayo tebak dong! Aku ini apa?"

"Baiklah, karena kamu cantik, biar kutebak, kalo kamu itu malaikat"

"Hahahahahaha, salah Wi! Aku bukan malaikat, tapi aku ini iblis"

"Anjiiir!!! Iblis kok bisa cakep gini, hahahaha, kamu kebanyakan baca komik nih, kamu suka komik apa? Aku juga suka baca komik"

Cecil tak menjawab pertanyaan Asnawi. Ia malah berdiri dihadapan pemuda itu sambil menyeringai jahat. Asnawi bertanya tanya dengan tingkah anehnya.

Seketika, keluar kobaran api dari sekujur tubuh nya hingga membakar habis seluruh pakaiannya. Asnawi berteriak histeris melihat pemandangan itu. Tubuhnya terasa kaku sehingga susah digerakkan.

Setelah kobaran api itu membakar pakaian Cecil hingga gadis itu telanjang, tiba tiba keluarlah sepasang sayap kelelawar dari punggungnya.

Asnawi semakin panik melihat perubahan wujud Cecil yang mengerikan. Kaki rasanya ingin cepat berlari, namun mendadak rasa kaku menghambatnya.

"Kamu mahluk apa sebenernya?"

"Aku ini iblis Wi, sama kayak Bude... hehehe"

"TIDAK MUNGKIN... HAYATI BUKAN IBLIS!! DIA MANUSIA YANG DIUBAH JADI KUNTI!!"

"Nawi, kamu harus percaya sama aku" ujar Cecil sambil mendekatkan wajahnya. 

Cecil langsung mencium Asnawi dengan penuh gairah. Lidahnya melumat habis bibir ASnawi yang tak berdaya. Hisapan setan yang membuat Asnawi mendadak mersakan kenikmatan yang mengalir dari lidah Cecil. Mereka saling bercumbu terus menerus hingga gejolak bercinta mencuat.

"AAAARRRRGGGGHHHHH!!" Asnawi berteriak sambil terperanjat dari temoat tidur. Ia baru saja mengalami mimpi buruk. Napasnya terengah-engah dan keringa bercucuran dari pori kulit kepala. 

Perlahan, dia menenangkan diri sambil menutup wajahnya. Ia memanjatkan doa kepada Yang Kuasa agar selalu dilindungi dari serangan iblis. 

Dia tak sadar sedang berada di atsa ranjang dengan keadaan telanjang. Tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut tebal berwarna biru. 

Asnawi semakin kaget ketika sebuah tangan muncul dai dalam selimut secara tiba tiba. Tangan itu langsung melingkar di atas perut Asnawi.

"Tangan siapa ini?" Asnawi langsung membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ada seorang gadis berkulit putih sedang tidur pulas di sebelah. Gadis itu memeluk tubuhnya.

"Arrrgghhh!! Cecil! Apa yang kamu lakukan?" bentak Asnawi sambil menyingkirkan tangan Cecil dari tubuhnya.

Cecil pun terbangun. Matanya terlihat menyipit. Dia berusaha melawan rasa kantuknya. Asnawi langsung berdiri dihadapan Cecil yang masih setengah sadar. 

"Apa yang kamu lakukan Cecil?? Kenapa kita tidur sambil telanjang?"

"Kita kan udah senang senang Wi, masa kamu gak tau"

"Enggak! Enggak! Tadi... tadi... tadi kamu ada depanku... kamu berubah wujud jadi iblis...iya kamu iblis"

"Astagfirullah Wi, kamu kok nuduh aku iblis? Aku ini manusia"

Cecil tiba tiba menangis. Ia merasa sakit hati dipanggil iblis oleh Asnawi. Suara tangisannya terdengar melengking. Asnawi mendadak panik, ia kembali duduk di sebelah Cecil.

"Hey... stop! Stop! Jangan menangis" desis Asnawi sambil menepul punggung Cecil.

"Kamu jahat Nawi, abis kita senang senang kamu malah panggil aku iblis"

"Tapi... tapi... beneran lho, tadi kamu ada depanku, terus kamu bilang kalo kamu ini iblis, lalu kamu ngeluarin api dari tubuhmu sampe ngebakar pakaianmu... terus kamu nyium aku... dan abis itu aku gak sadar... aku terbangun dalam keadaan telanjang sama kamu di sini"

"Ihhh... kamu bodo ihh!! Itu namanya mimpi tauuuuuuk! Kita dari tadi senang senang kok, kamu kan yang ngajakin having sex... inget gak?"

"Aku bingung Cil... kita kok bisa having sex, padahal kan kita cuma ngobrol"

"Iya ngobrol, terus kita saling berbagi kasih, kamu kan bentar lagi mau Jadi Pakde aku"

"Astaghfirullah, Hayati... waduh gawat ini! "

Asnawi kembali terperanjat. Ia langsung memakai pakaiannya yang terserak di atas lantai dengan panik.

Tanpa basa basi, ia pun langsung berlari menuju pintu keluar kamar. Cecil tertawa cekikikan melihat tingkah Asnawi yang panik.

"Nawi kamu mau kemana?" Cecil bertanya kepada Asnawi ketika ia mau membuka pintu.

"Aku mau ke Hayati" Jawab Asnawi dengan cepat.

"Tenang aja kali, Bude kan lagi jalan sama Mamih dan Papih"

"Tapi aku takut"

Asnawi pun akhirnya keluar. Cecil semakin senang melihat Asnawi yang kabur ketakutan.

"I love you, Pakde!"

Cecil berteriak kepada Asnawi seraya melambaikan tangannya namun Asnawi tak mengacuhkannya.

"Pantes aja Bude klepek klepek sama kamu,  wong kamu itu luar biasa hehehe... aku suka kamu Pakde"

Cecil kembali berbaring sambil menutupi tubuh indahnya dengan selimut. Ia seakan baru menikmati suatu hal yang baru pertama ia rasakan.

...

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang