BAGIAN 14 SAHABAT LAMA

100 0 0
                                    


Malam begitu kelam dengan dihiasai kicauan burung hantu yang seakan menyanyikan lagu nina bobo untuk Hayati yang tengah berbaring diatas lantai teras rumahnya. Tas jinjing nya pun kini berfungsi sebagai bantal untuk menyAngga kepala Hayati untuk tetap nyaman tidur. Rasa kantuk dan lelah mendera dirinya setelah melewati hari yang luar biasa. Hayati mengalami banyak hal pada hari ini yakni, mulai dari perjalanan panjangnya dari Sumadra menuju Bandung, bertemu dengan Asnawi, menolak pernyataan cinta dari Dasep, dirampok oleh tukang ojek, hampir diperkosa oleh kawanan begal dan bertemu dengan kuntilanak yang bersemayam di rumahnya.

Waktu pun berlalu cukup cepat, Hayati terlelap dan hanyut dalam buaian mimpi indahnya ketika dia tengah mengandung buah hatinya hasil dari percintaan antara dirinya dengan Asnawi. Hayati pun tersenyum dalam tidurnya ketika Asnawi begitu memanjakannya dengan mengelus perut Hayati yang sudah membesar.

Adzan subuh mulai saling bersahutan menggema di langit kota Jakarta. Waktu menunjukan malam telah berakhir dan digantikan dengan munculnya sang raja siang dari balik cakrawala. Hayati masih tetap tidur lelap, meski suara adzan terdengar sangat lantang, bahkan ketika mentari pagi mulai muncul dan menyinari wajah manisnya seakan tidak sanggup untuk membangunkannya.

Seorang lelaki tua berjalan dengan pelan melintas di depan rumah keluarga Hayati. Lelaki tua itu tampak memakai pakaian muslim dengan sarung berwarna merah dan peci putih. Dipundaknya juga melingkar sehelai kain sorban. Dia melihat ada sosok perempuan yang tengah tertidur di teras depan rumah. Lelaki tua itupun masuk ke dalam halaman karena ingin mengetahui sosok yang tengah tertidur itu. Ketika sudah berada dihadapannya, lelaki itu berusaha membangunkan Hayati dengan menepuk punggungnya." Neng!...bangun neng!....udah pagi" seru lelaki tua itu. Hayati kemudian mulai merespon tepukan tangan dipunggung dan suara lelaki tua itu yang terdengar sangat keras. Tubuhnya bergerak dan menggeliat seperti seekor kucing bangun tidur. Matanya mulai terbuka, namun pandangannya masih samar karena belum seratus persen sadar.

Hayati kemudian bangkit dan duduk tepat berhadapan dengan lelaki tua yang berjongkok didepannya. Lelaki tua itu mulai melihat wajah Hayati yang terlihat sangat familiar baginya. Dia mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata sambil mengingat-ingat sosok gadis yang ada dihadapannya.

"MALA!!!....KAMU MALA YAH??.....PUTRINYA PAK MARGONO DAN BU ARIN?" teriak lelaki tua yang kaget bukan kepalang.

"hmmmmm....iya pak, maaf bapak ini siapa ya?" tanya Hayati yang bingung sambil membersihkan matanya dari kotoran.

"ini saya Mal....Zakaria....guru ngaji kamu...bapaknya Maemunah" jawab lelaki tua.

"Zakaria???...........oohh iya iya pak Ustadz?.." kata Hayati yang terkejut dengan ingatan yang tiba tiba menghampirinya.

" iya Mala....saya ini guru ngaji kamu...bapaknya Maemunah...kamu inget gak sama dia?"

"eehhhh...Maemunah?....hmmmm.......aduh lupa"

"aduh kok lupa sih.....Mumun....Mumun? dia sering nginep di rumahmu dulu"

"OH IYA....MUMUN....AKU INGET PAK SEKARANG...HAHAHAHAH"

"Alhamdulillah akhirnya kamu ingat juga.....Subhanallah kamu kok gak bertambah tua sedikitpun yah?....tarakhir saya liat kamu berpenampilan seperti ini ketika kamu ninggalin rumah dulu....dan sekarang...kamu masih tetap sama"

Hayati pun langsung berdiri, dia kemudian membantu Zakaria untuk ikut berdiri. Hayati menuntun Zakaria untuk duduk di sebuah kursi kayu yang ada di teras rumahnya. Zakaria sangat terkejut dan heran dengan wujud Hayati yang tidak bertambah tua sedikitpun, terakhir kali dia melihat Hayati adalah tiga puluh tahun yang lalu. Waktu itu Zakaria melihat Hayati yang pergi minggat dari rumahnya yang hanya membawa sebuah tas kecil.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang