Mentari telah bersinar dengan terangnya. Hujan tadi malam membuat pagi ini begitu segar dari biasanya. Dimana orang-orang menikmati udara yang segar dengan berlari pagi atau bahkan sudah memulai aktivitas kerja. Ada satu orang yang masih terjaga dari tidurnya menghiraukan cahaya yang mulai memasuki kamar mewahnya.
"astaga, anak perempuan ku" ringis tiffany saat melihat posisi tidur Karina yang aneh dengan kamar beratakan. Pasti anaknya ini bergadang sampai pagi untuk menonton drama korea, mentang-mentang tidak ada jadwal hari ini.
Tiffany membuka gorden kamar, membuat yang empunya kamar sedikit terganggu oleh sinar matahari yang menyinarinya. bukannya bangun Karina malah berbalik menyamankan posisi untuk kembali tidur.
"Bagun pemalas!" kata Tiffany dengan menabok bokong Karina.
"Mom, please Karina lelah." Jawab Karina dengan suara serak.
"lelah apanya, kamu hanya menonton drama dari semalam."
"Menontonpun butuh tenaga mom, 10 menit lagi Rina bangun." Karina kembali melanjutkan tidurnya, memang rencana Karina hari ini adalah bermalas-malasan, tidur dan menonton drama korea. Hari ini dia tidak memiliki jadwal pemotretan atau apapun itu.
"tidak ada tidur kembali, ayo bangun sayang.. bukankah hari ini saatnya fitting baju?" tanya Tiffany sambil mengelus rambut pajang anaknya.
"itu nanti masih pukul 2 mommy." Karina mulai bagun, percuma ibunya ini aka terus berbicara sampai dirinya bangun.
"pergi lebih awal, mami sudah siapkan makan siang untuk Jevan."
"Dia bica cari makan siang sendiri Mom, Karina malas."
"Tidak ada bantahan cepat mandi, sekali-kali kamu tuh perhatian ke calon suami kamu." Karina hanya menggerutu kemudian bangkit untuk mandi.
•••
Dengan penuh keterpaksaan Karina pergi kekantor dimana calon suami nya itu bekerja. Hari ini dia diantarkan oleh supirnya.
Mobil Rolls-Royce mulai memasuki pelantaran perusahaan milik keluarga Regano. Perhatian orang-orang mulai beralih untuk melihat siapa yang datang memakai mobil mewah ditengah hari seperti ini dan semua berdecak kagum ketika melihat siapa di dalamnya.
Walaupun Karina tidak terlalu banyak mengambil Job, tapi untuk popularitas tidak usah diragukan apalagi ada Oceana dibelakang namanya.
"Bapak langsung pulang saja, nanti saya pulang bersama Jevan" Karina berbicara dengan supirnya.
Karina berjalan penuh pesona melewati beberapa karyawan. Jeno menyuruhnya untuk langsung keruangan lelaki itu. Dirinya pernah sekali berkunjung, itupun dimalam hari ketika mengantar Jeno mengambil berkas ketinggalan.
Karina melirik jam yang melingkar ditangannya, waktu yang sangat tepat 15 menit lagi istirahat makan siang. Tapi ketika akan masuk ke dalam lift khusus untuk petinggi perusahaan dia dihadang oleh receptionist.
"Maaf ini lift khusus untuk petinggi perusahaan, bisa gunakan lift umum saja."
Karina menghela nafas. "Saya mau bertemu Jevan Regano" ucapnya sambil mengangkat elevator access perusahaan yang hanya bisa dimiliki oleh orang tertentu.
"Bisa sebutkan apa kepentingannya? Biar nanti saya sampaikan terlebih dahulu kepada sekertaris bapak." Sang receptionist yang menghadang berusaha ramah.
"No, biar gue aja." Karina berdecih malas, siapa yang berani melarang nya bertemu dengan calon suami nya sendiri. Kemudian mengeluarkan handphone dengan gaya angkuhnya, "Sayang aku udah di bawah, tapi karyawan mu ini menghalangi ku."