Selamat membaca! ;)
Karina menatap pantulan dirinya di depan cermin, rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai, ingin rasa nya Karina memotong rambutnya tapi mengingat suaminya sangat menyukai rambut hitam panjang nya ia urung kan niat itu.
Tangannya meraih lipstik memoles kan ke bibir agar semakin memperindah tampilannya.
"Sempurna." Gumamnya sambil tersenyum puas.
Kemudian berjalan lebih ke arah ruang makan, Karina tersenyum menyapa maid yang sedang menyiapkan sarapan untuknya dan Jevan.
Hanya sesekali saja ia menyiapkan sarapan, lebih sering para maid yang menyiapkan. Membuat saparan berarti dirinya harus bangun lebih awal dan itu merupakan beban untuk Karina.
"Morning sunshine." Sapa Jevan yang baru memasuki ruang makan.
Seperti biasa lelaki itu menghampiri Karina untuk memberi kecupan selamat pagi, "You look so beautiful, sayang." Puji nya setelah mencium pipi Karina.
Karina hanya tersenyum sambil menyiapkan makanan untuk suaminya yang bermulut manis itu.
Jevan memerhatikan gerak-gerik Karina yang lebih ceria pagi ini dengan pakai yang sudah rapih, tidak biasanya.
"Selamat makan." Ujar Karina setelah menuangkan air putih untuk Jevan.
"Rapih sekali pagi ini, mau kemana?" Jevan membuka obrolan.
"Mau ikut kamu ke kantor hehe." Jawabnya dengan ceria.
Jevan sedikit tersedak mendengar itu, "Mau ikut ke kantor ku?" Tanyanya ragu.
"Iya kenapa gak boleh?"
Dengan cepat Jevan menjawab, "Boleh dong boleh banget, cuman sedikit heran aja tiba-tiba mau ikut."
"Hanya ingin tahu apa saja yang dikerjakan suami ku jika berada di kantor."
"Memang nya enggak ada pekerjaan hari ini?" Tanya Jevan hati-hati agar tidak terdengar seperti melarang.
"Ada, cuman itu nanti sore hari, aku mau butik fitting dress buat after party nanti sama ambil baju punya kamu juga. Jadi aku boleh dong sampe sore diam di kantor kamu?" Katanya sambil menatap Jevan.
"Boleh, aku hanya takut kamu bosan saja karena di sana aku kerja engga bisa merhatiin kamu terus."
"Ya gapapa giliran aku yang merhatiin suami aku." Ujar Karina sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sementara Jevan hanya terkekeh tapi sedikit merasa takut. Takut istri cantiknya itu melakukan hal aneh.
Sebenarnya Karina masih sangat cemburu dengan Salma, ia hanya ingin memastikan secara langsung bahwa mereka tidak berdekatan di sisa waktu Salma bekerja di sana. Terdengar sangat posesif memang tapi ya mau gimana, Karina melakukan itu agar sedikit lebih tenang.
"Boleh aku minta kamu pake blazer?" Ujar Jevan ketika Karina selesai memasangkan dasi untuknya.
"Pakaian kamu terlalu terbuka, terlalu banyak mata yang akan memandang kamu nanti." Ujar nya lagi dengan jari mengusap leher dan bahu Karina yang terbuka.
Perempuan itu memakai blouse dengan tali spageti dan rok di atas lutut, iya pakaian sempurna yang memperlihatkan S-Line indah milik Karina. Itulah mengapa sedari tadi Jevan memandang Karina dengan terpesona. Hari ini Karina benar-benar cantik dan sexy.
"Yah padahal, aku ingin memperlihatkan bentuk badanku yang sempurna ini." Jawab Karina usil, tentu saja ia ingin melihat sisi posesif pria itu.
Jevan mendengus segera mendaratkan bibirnya di bahu mulus Karina, perempuan itu hanya bisa menahan nafas ketika Jevan dengan entengya meninggalkan jejak kepemilikan nya di sana.