BAB 28

12.1K 1.3K 413
                                    

Happy ready!

Happy ready!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jevan menatap gusar handphone digenggaman nya, nomor Karina tidak aktif.

Selama hidup di dunia jarang sekali Jevan bingung menghadapi wanita, hanya Karina yang mampu membuat dirinya kalang kabut. Kemarahan wanita itu ketakutan untuknya.

Setelah sampai di depan hotel dimana Karina menunggunya, Jevan berlari dengan tergesa-gesa.

"Mana Karina?"

Bukan jawaban yang di dapat tapi bogeman mentah dari Jaeden yang berhasil mendarat mulus di rahang Jevan.

"Habis ngapain lo?" Tanya Jaeden.

Jevan yang tersungkur mendesis, tangannya menyeka sudut bibir yang mengeluarkan darah. Pukulan Jaeden sangat keras.

Jaeden meraih kerah kemeja Jevan, "Gue liat Oceana menangis tadi, udah gue bilang jangan pernah sakitin Oceana!"

Jevan terhenyak mendengar itu.

Giselle menahan tangan Jaeden yang akan memukul kembali Jevan.

"Jay udah ah hobi banget pukul orang, bisa aja bukan Jevan penyebabnya." Ujar Giselle sambil mendorong Jaeden menjauh.

"Oceana enggak mudah nangis, Oceana hanya menangis jika merasa kecewa dan sakit hati. Jevan punya semua kemungkinan itu Gi." Kesal Jaeden.

"Oceana menangis? Dimana dia sekarang?" Tanya Jevan yang sudah bangkit berdiri.

"Jawab dulu pertanyaan gue, lo apain Oceana?!"

"Gue cuman telat dateng dan ada beberapa masalah tadi." Jawab Jevan, Jaeden masih memberikan tatapan tidak percaya.

Jevan beralih menatap Giselle, "Selle dimana Oceana?"

"Dia udah turun duluan beberapa menit lalu— Bersihin dulu luka lo baru turun temui Karina." Giselle menahan Jevan yang hendak pergi ke tempat pesta.

"Obatin dan rapihkan penampilan Jevan." Suruh Giselle kepada make-up artis yang ada di sana.

"Gue sama Jay duluan, lo nyusul kalo udah beres." Lanjut Giselle sambil menyeret Jaeden keluar.

Jevan duduk dengan lesu memikirkan bagaimana cara membujuk Karina yang kali ini pasti sangat marah, juga hatinya ikut sakit mendengar Karina menangis karena nya.

"Tolong lakukan dengan cepat dan carikan obat sakit kepala." Pinta Jevan sambil memijat keningnya yang berdenyut.

Lima belas menit berlalu Jevan masuk ke area pesta di adakan, melewati beberapa wartawan yang sudah berkerumun di depan hotel tapi mood nya sedang tidak baik untuk meladeni mereka. Jevan hanya melewati mereka begitu saja.

Setelah masuk ke dalam hall Jevan mengedarkan pandangan mencari Karina, tak sadar Jevan mengepalkan tangannya ketika melihat Karina bercengkrama dengan beberapa pria.

Perfect Couple || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang