Heepiwwww reading 🧜♀️
Sinar matahari menembus gorden kamar hotel yang berhasil membuat pria tampan bereyesmile sedikit terusik dari tidurnya. Sedikit bergerak untuk menyembunyikan wajah di leher jenjang wanitanya.
Karinapun ikut terusik karena Jevan tidak bisa diam dan memeluknya erat mencari posisi ternyamannya. Dengan berat hati ia membuka mata dan pandangan pertama yang ia lihat kepala lelaki itu yang bersembunyi di lekukan lehernya.
Dengan sedikit memundurkan kepala untuk melihat jam yang sudah menunjukan jam 7 pagi.
Karina menyisir rambut Jevan kebelakang, lelaki itu terlihat masih memejamkan mata rapat. terlihat kelelahan. Yaiya sih siapa engga bakal lelah kalau baru tidur jam 4 pagi tadi?
"Heiii Jevan Regano. Bangun!" Kata Karina sambil mendongakan wajah pasangannya itu dan mencubit pipinya.
Jevan melenguh, kembali menyembunyikan wajahnya dileher Karina. Mungkin yang sekarang menjadi tempat favoritnya.
Karina menghela nafas, "Bangun matahari udah muncul.." Jevan tetap diam. "Ayo ah mandi, badan udah lengket semua."
Pria itu hanya diam tidak bergeming.
"Yaudah kalo lo gamau bangun, lepas pelukannya. Risih, pengen mandi."
Tanpa membuka mata Jevan sedikit beranjak dan mencium bibir Karina sekilas, "Enggak ada Lo-gue mulai sekarang." Katanya kemudian kembali memeluk Karina lagi.
Karina menghela nafas, kalau seperti ini bisa-bisa mereka hanya seharian tidur di hotel.
"Sayang, bisa lepas tangannya?" Bujuk Karina, Jevan menggeleng.
"Mau kemana sih masih pagi,?" Tanya Jevan dengan suara serak, akhirnya mengendurkan pelukan.
"Emang kuat jalan? semalam kan..."lanjutnya dengan menggantungkan ucapan dan menggerlingkan mata nakal.
Karina langsung memberi cubitan manis diperut.
"Jangan bahas." Ujar Karina ketus menyembunyikan rasa malu.
Jevan terkekeh dan segera membawa Karina kedalam pelukannya. Karina hanya pasrah membalas pekukan itu, percuma menolak dari tadi saja Jevan tidak mendengarkannya.
"Ini masih terlalu pagi, nanti sore kita pergi oke?"
Jangan lupakan dibawah selimut tidak ada sehelai benangpun yang menempel ditubuh mereka dan terlihat baju-baju mereka berserakan di bawah.
"Sayang, terima kasih.."
Karina mendongak, "untuk?"
"Tadi malam sungguh sangat indah." Ujarnya sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik itu.
"Hmmm" seluas apapun pergaulan Karina, tapi dia tetap menganut sex after marriage.
"Jev.."
"Apa sayang?"
"Ih berhenti deh panggil begitu, merinding tauuu!"
Jevan tertawa dengan renyah, "Katanya mau dipanggil sayang,"
"Enggak jadi, merinding gue yang ada"
"Enggghh, Jennn!" tiba-tiba Karina mendesah karena tangan nakal si pria meremat salah satu asetnya dibalik selimut sana.
"Yang sopan sama suami, aku-kamu." Kekeuhnya.
Karina mendengus, "Ribet banget suami.." gumamnya yang masih terdengar oleh Jevan "iyaa iyaa jangan melotot gak takut juga ishh, belum biasa."