Selamat membaca!
"Yaudah dong jangan marah-marah terus, bukan hanya kamu yang telat tapi aku juga."
Suasana pagi hari kali ini sedikit ramai, karena si tuan tampan sibuk memarahi Karina karena telat membangunkan. Bisa bayangkan bagaimana heboh nya kedua pasangan itu ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul 7.30 tapi mereka masih sibuk saling memeluk.
"Makanya alarm di nyalakan, pagi ini aku ada meeting." Komentar Jevan sambil merapikan pakaian.
Jika biasanya pagi hari mereka diisi adegan manis yang membuat para maid iri, hari ini berbeda. Di dalam kamar yang luas itu malah terdengar gerutuan omelan dan decakan kesal.
"Ini dasi aku mana?"
Karina yang masih handukan menghela nafas mencoba bersabar agar moodnya tidak rusak. ia berjalan kearah Jevan. Selain sifat protektifnya satu lagi yang Karina tidak suka dari suaminya itu, sifat perfeksionis yang kadang sangat menyebalkan dan selalu membuatnya kerepotan.
"Ini udah aku siapin nih" katanya sebal sambil menyodorkan dasi.
Jevan tersenyum menahan tawa melihat Karina yang mencak-mencak, sebenarnya rapat diadakan pukul 10 tapi tetap saja dia akan telat berangkat ke kantor.
"Mau kemana? Bantu pasangin dulu dasinya." Jevan menahan pinggang Karina.
"Pasang sendiri aku udah telat." Jawabnya sambil melepaskan tangan Jevan dan berjalan menuju meja rias.
"Yaudah aku suruh maid saja, dilayani 3 wanita sekaligus boleh juga." Canda Jevan berhasil membuat Karina memberhentikan langkahnya.
"Bercandanya jelek banget." Karina merengek menghentakan kaki menghampiri Jevan, "Aku udah telat banget yaampun mana tempat gladinya jauh." keluhnya tapi tetap memasangkan dasi untuk si suami tampan.
"Salah siapa bangunnya telat." Balas Jevan kemudian meletakan tangannya melingkari pinggang Karina.
"Yang bikin aku tidur jam 4 pagi tadi siapa? Kamuuuu!" Katanya kesal menarik dasi sedikit keras hingga Jevan menggaduh kesakitan ketika dasi itu mencekik lehernya.
"Rin!" Pekik Jevan, cukup Jevan tidak akan menggoda lagi istri bar-barnya.
"Maaf gak sengaja." Ujar Karina cuek kemudian membantu Jevan memasangkan Jas kebesarannya, untuk masalah pakaian memang setiap hari Karina yang menyiapkan. Ia tidak rela bila perempuan lain menyiapkan pakaian untuk Jevan, bahkan maid sekalipun.
"Udah selasai, sekarang lepasin tangannya."Katanya sambil menatap Jevan yang sudah terlihat tampan berbanding terbalik dengan dirinya yang masih memakai bathrobe juga handuk melilit dikepala dan wajah tanpa riasan.
Tapi dimata Jevan tetap terlihat sangat cantik. Bareface Karina sangat luar biasa, kadang setiap pagi pria itu selalu memandangi wajah istrinya ketika sedang tidur sambil memanjatkan syukur bisa mendapatkan istri secantik sesempurna Karina Oceana.
"Morning kiss."
Karina berdecak sebal melihat Jevan yang sudah memajukan bibirnya dengan tampang datar yang ditampilkan.
"Nih cium nih" Bukannya memberi ciuman Karina malah menjejalkan handuk ke mulut Jevan.
Jevan hanya tertawa, menggoda Karina adalah sebuah kebiasaan baru untuknya. Dari segala tingkah yang perempuan itu miliki, ketika Karina merajuk lah yang sangat ia suka. Sangat menggemaskan dan tidak boleh ada yang melihat itu selain dirinya seorang.
"Sini sebentar, aku butuh recharger energi." ucapnya sambil menarik Karina ke dalam pelukannya.
"Jev, tolong ini aku udah telat banget. Apa kata mama kalau aku dateng telat."