BAB 47

14.6K 1.4K 743
                                    




Happy Reading yorobunnn ~


Jevan menyilangkan tangannya di dada sambil menatap Karina yang berada di seberangnya. Karina berpura-pura tidak mempedulikan Jevan dengan berfokus pada sekitar sesekali meminum hot chocolate miliknya.

Ya meminum hot chocolate di tengah keramaian club malam.

"Gimana puas?"

Karina hanya menggerutu kecil.

Pria yang sedang memasang wajah datar itu tak habis pikir dengan Karina yang berkata ngidam ingin pergi ke tempat hiburan malam, bahkan wanita itu berniat pergi secara sembunyi-sembunyi jika saja tadi Jevan tidak memergoki nya.

Agenda ngidam Karina memang luar biasa.

"Kenapa liat-liat ke bawah? Pengen gabung di dance floor?" Tanya Jevan yang bersandar pada sofa dengan tangan memegang gelas birnya.

"Liat doang, kenapa enggak boleh?" Balas Karina ketus, kesal kepada Jevan, padahal ia sudah bilang sudah tidak mau ke club tapi Jevan malah membawanya ke club, ya enggak masalah juga sih, emang ini kan maunya.

Berakhirlah mereka berdiam di lantai dua sebuah bar dimana tempat yang lebih private, Jevan tidak mau mengambil resiko membiarkan Karina yang sedang hamil berkerumun dengan banyak orang di bawah sana, banyak asap rokok dan mata lelaki yang mungkin akan menatap Karina dengan lapar.

Jevan menarik Karina untuk duduk mendekat ke arahnya, mengusap perut Karina dengan sedikit menunduk, "Bebi, ini permintaan mu atau mama? pasti mama kan? Masa kamu pengen ke club, itu kesenangan mama bukan kamu."

"Kamu tuh nggak ngerti! aku juga nggak tau kenapa pengen banget ngerasain suasana rame kaya gini." Balas Karina sambil menyingkirkan tangan Jevan.

"Suasana rame bisa ke pasar bukan malah tempat kata gini."

Karina semakin menekuk wajahnya mendengar Jevan terus berucap ketus padanya, "Yaudah ayo pulang nggak usah malah terus nyudutin aku kaya gini. Aku juga nggak tau kenapa pengen banget kesini."

"Aku nggak nyudutin kamu, udah sana nikmatin katanya pengen ngerasain suasana ramai disini jangan badmood ah."

"Kamu yang cari gara-gara terus."

Karina memalingkan wajah yang sudah memerah menahan kesal, melihat ke bawah area dance floor untuk mengembalikan mood nya, melihat orang-orang menari dengan gembira dari atas.

"Aku angkat telpon, jangan berani kamu turun ke bawah."

"Iya."

Jevan berjalan keluar mencari tempat sepi untuk mengangkat telpon. Mengangkat telpon dari Salma yang beberapa hari ini terus berusaha menghubunginya. Kebetulan ia sedang berada di luar jadi tidak masalah rasanya untuk mengangkat telpon Salma, jika dirumah ia tidak mungkin berani.

"Sal, bisa berhenti hubungan gue?"

"Please, bentar aja, habis ini gue janji nggak bakal telponin lo lagi."

"Mau bicara apa?"

"Gue baru dengar dari Erik kalo lo sama Karina mau bercerai? Mau gue bantu ngomong sama dia? Gue terus kepikiran, nggak tau kalian bakal sejauh itu, biarin gue bantu lo buat ngomong ke Karina ya? Lo udah bantu gue buat selesain semuanya sementara–"

Perfect Couple || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang