Happy Reading 💖
"Kau cantik hari inii.."
Karina melirik ke arah cermin dan saling tatap dengan Jevan yang berada di belakangnya.
"Tentu, kerena kamu menikahi seorang Karina Oceana."
Jevan hanya terkekeh dan mengecup lembut bahu polos Karina.
"Dan aku suka" lanjut menyanyikan lagu dari band indonesia.
Karina tertawa dan berbalik mengalungkan lengannya di leher si pria tampan.
"Kalo aku jelek masih suka?"
"Aku cari yang lain mungkin??"
Karina mendengus dan memukul gemas dada bidang Jevan yang sudah rapih berbalut tuxedo.
"Anak bapak Arsen terlalu sempurna untuk aku tinggalkan." Jevan ikut melingkarkan tangannya di pinggang Karina.
Keadaan Karina sudah sangat membaik pagi tadi, demamnya sudah hilang dan malam ini mereka akan menghadiri undangan makan malam.
"Baju kamu terlalu terbuka Karina, ganti ya" ujarnya sambil mengelus pungguh indah Karina yang terbuka.
Karina menggeleng tegas, "Enggak bisa, ini baju keluaran terbaru, looks good on me."
Jevan hanya membuang nafas, tidak rela Karina memamerkan tubuh indahnya, "Disana jangan pernah menjauh dari ku, tetap berada di sampingku."
"Memang kenapa?" Tanya Karina mengelus rambut belakang Jevan.
"Pandangan lelaki pasti akan terpusat pada dirimu sayang."
"Lalu?"
"Aku enggak suka.." Jevan menggantungkan ucapannya
Karina menahan senyum. "Yaa dan??"
Jevan menghela nafas, "Dan kamu milikku, aku enggak suka apa yang jadi milikku di nikmati orang lain."
Karina tersenyum puas, dia sangat menyukai pria yang selalu terbuka terhadap apa yang dirasakannya.
Karina mengecup pinggir bibir Jevan, "Oke aku akan selalu ada disebelahmu."
•••Jevan dengan gagah menggandeng Karina memasuki hotel tempat makan malam, lebih tepatnya ini seperti pesta perusahaan. Banyak para pebisnis yang datang, mungkin saja ada perwakilan dari Ocean datang kesini.
Benar saja Karina dengan gaun merah yang memperlihatkan setengah tubuh belakangnya menjadi pusat perhatian. tidak hanya dari kaum adam, kaum hawapun sama, mereka merasa iri terhadap Karina yang datang bergandengan dengan Jevan Regano.
"Mau ikut menyapa yang lain atau langsung duduk aja?"
"Gue yang udah cantik gini masa duduk. Harus lo pamerin dong." Ucap Karina percaya diri.
Jevan tersenyum mendengar jawaban Karina, dia memindahkan tangannya menjadi dipinggang ramping istrinya.
"Baiklah sayang ayo kita mulai ajang pamer pasangan ini."
Pria itu benar-benarbenar membawa Karina berkeliling. Mengenalkan istri cantiknya kepada para rekan kerja.
"Jevan.." panggil seorang perempuan.